Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa total transaksi kripto di Indonesia saat ini hanya mencapai Rp 94,4 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 306,4 triliun.
Meskipun nilai transaksi menurun, jumlah investor kripto di Indonesia terus meningkat. Ronny Prasetya, Direktur Utama Bittime, menganggap peningkatan jumlah investor sebagai hal positif. Namun, ia menyoroti faktor-faktor seperti kehati-hatian dalam transaksi dan ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi aktivitas transaksi secara keseluruhan.
Menurut Ronny, peningkatan jumlah investor dapat diatributkan setidaknya pada tiga hal utama: edukasi, aksesibilitas, dan dukungan regulasi terhadap aset kripto di Indonesia.
Pertama, Ronny meyakini bahwa edukasi adalah kunci pertumbuhan berkelanjutan di pasar kripto. Semakin banyak orang yang memahami, semakin besar potensi mereka untuk berinvestasi dengan bijak. Bittime berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam mendorong adopsi kripto di Indonesia melalui upaya edukasi.
Faktor kedua adalah aksesibilitas. Ronny mencatat bahwa platform kripto yang ramah pengguna dan berbagai fitur inovatif telah mempermudah partisipasi masyarakat, baik yang berpengalaman maupun yang baru terjun ke dunia kripto. Bittime berusaha terus berinovasi untuk memastikan bahwa layanannya mudah diakses oleh semua orang.
Baca Juga : Perusahaan Kripto Bullish Membeli 100% Saham Media Kripto CoinDesk
Ronny juga menyoroti pentingnya dukungan regulasi terhadap aset kripto. Meskipun pasar belum mencapai tingkat transaksi yang diharapkan, Bittime yakin bahwa dengan memperkuat ekosistem, menyikapi perubahan regulasi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat, pasar kripto di Indonesia akan terus berkembang.
Dengan demikian, Ronny menyimpulkan bahwa Bittime, sebagai salah satu platform jual beli aset kripto di Indonesia, akan terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif dalam memajukan adopsi kripto di Indonesia.
