Headlines

5 KASUS HACK CRYPTO TERBESAR DI DUNIA.

illust - 5 KASUS HACK CRYPTO TERBESAR DI DUNIA.

Peretas (hacker) bisa meretas atau membobol aset kripto. Menurut Binance, aset kripto bisa diretas dengan cara mengelabui dan membobol sistem Binance yang dijuluki Binance Smart Chain (BNB Chain).

illust - 5 KASUS HACK CRYPTO TERBESAR DI DUNIA.
Sumber Asset: global data security created by jcomp – www.freepik.com

Sistem ini bisa dibaratkan sebagai “jembatan” yang menghubungkan Binance dengan platform kripto lainnya. Dengan BNB Chain, pengguna bisa melakukan transaksi kripto BNB dengan mata uang kripto lainnya.

CEO Binance, Changpeng Zhao mengatakan sebagian besar token kripto yang digondol hacker masih ada di dompet digital milik perusahaan, sehingga mungkin bisa diambil kembali oleh Binance.

Baca Juga : Menurut Yayasan HAM, Bitcoin Telah Membantu Meningkatkan Demokrasi Dan Melawan Korupsi


Ini dia beberapa kasus hacker yang pernah meretas aset kripto:

 

  1. Ronin Network (Axie Infinity) Rp9,2 Triliun

Ronin Network merupakan jaringan kripto berbasis game play-to-earn Axie Infinity. Pada akhir tahun 2021 hingga awal 2022, gim Axie Infinity sudah booming karena para pemain mampu menghasilkan kekayaan hanya dengan bermain game ini.

Pada 29 Maret 2022, Ronin Network harus kehilangan 173.600 Ethereum (saat itu bernilai sekitar 595 juta dolar AS) dan uang sejumlah 25,5 juta dolar AS. Total Ronin harus kehilangan 620 juta dolar AS atau setara Rp9,2 triliun.

Pelaku pencurian diduga dilakukan oleh kelompok hacker terkenal asal Korut, yakni Lazarus Group.

  1. Poly Network

Pada Agustus 2021, seorang peretas menyerang Poly Network dengan mengeksploitasi kerentanan dalam sistemnya dan berhasil mencuri dana senilai lebih dari US$600 juta (sekitar Rp 8,9 triliun).

Namun para peretas tidak bisa menyimpan seluruh dana tersebut. Sebagai gantinya, peretas berbicara kepada platform dan setuju untuk mengembalikan sebagian besar uang, kecuali US$33 juta tether (USDT) yang telah dibekukan oleh penerbit.

  1. Coincheck

Pada Januari 2018, Coincheck yang berbasis di Jepang memiliki token NEM (XEM) yang dicuri hingga lebih dari US$530 juta. Peretas mengeksploitasi fakta bahwa mata uang itu disimpan dalam dompet “panas”, yang berarti mata uang itu terhubung ke server dan secara efektif “online” (dompet dingin adalah tempat menyimpan dana yang tidak terhubung dengan internet).

Pengembang NEM dapat mengidentifikasi koin yang dicuri dan menandainya, tetapi ada spekulasi bahwa dana tersebut tersedia di pasar gelap. Namun, karena koin-koin itu kehilangan banyak nilainya setelah serangan itu, kecil kemungkinan ada yang tertarik.

  1. Mt Gox Rp7,1 Triliun

Dalam salah satu peretasan crypto paling awal dan paling terkenal, sekitar 200.000-an Bitcoin senilai hampir 500 juta dolar (Rp7,1 triliun) telah dicuri dan raib dari bursa Mt.Gox di Tokyo. Padahal saat itu Mt. Gox, adalah bursa kripto terbesar di dunia, antara tahun 2011 dan 2014.

Mt.Gox, yang pernah menangani 80% perdagangan bitcoin dunia, mengajukan kebangkrutan pada awal 2014 setelah peretasan tersebut terungkap. Akibat peretasan itu sekitar 24.000 pelanggan kehilangan akses ke dana mereka.

  1. Wormhole Rp4,5 Triliun

Situs DeFi Wormhole terkena pencurian 320 juta dolar AS (Rp4,5 triliun) bulan lalu, dengan para peretas mencuri 120.000 Ethereum (ETH).

Cabang crypto dari Jump Trading yang berbasis di Chicago, yang setahun sebelum mengakuisisi pengembang di belakang Wormhole, kemudian mengganti dana tersebut “untuk membuat anggota komunitas tetap utuh dan mendukung Wormhole yang kini terus berkembang.”

Sumber : voi.id