Pada Senin, 18 Desember 2023, manajer aset 7RCC mengajukan permohonan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk meluncurkan jenis ETF Bitcoin baru. ETF ini akan memberikan investor kesempatan untuk berinvestasi dalam mata uang kripto yang populer, sambil mempertimbangkan dampak lingkungan dengan inklusi aspek kredit karbon.
Meskipun SEC terlihat akan menyetujui serangkaian ETF Bitcoin spot pada awal tahun mendatang, proposal dari 7RCC menonjol karena pendekatan yang berbeda. Pendekatan ini menarik bagi investor ESG, yaitu mereka yang memprioritaskan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola.
CEO 7RCC Global, Rali Perduhova, mengungkapkan keinginan mereka untuk menargetkan kelompok investor institusional yang memiliki kepedulian terhadap ESG, terutama mengingat narasi negatif seputar penambangan Bitcoin dan dampak jejak karbon.
Meskipun pendekatan ESG seringkali mendapatkan kritik, terutama dari anggota parlemen Partai Republik yang menentang regulasi SEC terkait, strategi ini menarik perhatian para manajer aset.
Survei Harvard pada 2022 menunjukkan bahwa 81% investor institusi di AS berencana meningkatkan alokasi mereka pada produk-produk ESG selama dua tahun ke depan, dengan total aset yang dikelola diperkirakan akan dua kali lipat menjadi USD 10,5 triliun atau sekitar Rp 162.949 triliun pada tahun 2026.
Baca Juga : Bitcoin Makin Untung, Berkat Tren Inscription-Driven
Meskipun ETF telah menjadi pilihan populer bagi investor yang ingin mendapatkan eksposur ke berbagai aset, produk-produk terkait cryptocurrency seperti Bitcoin mungkin akan dihadapkan pada tantangan.
Meski SEC kemungkinan akan menyetujui beberapa ETF Bitcoin pada Januari, namun demikian, investor yang peduli lingkungan mungkin tetap skeptis karena dampak jejak karbon dari penambangan Bitcoin.