Pada akhir pekan terakhir Oktober, pasar kripto dan Bitcoin tidak mengalami perubahan yang signifikan. Namun, dalam dua minggu terakhir, harga Bitcoin mengalami kenaikan, dengan fluktuasi sekitar USD 34.100 atau sekitar Rp 540,5 juta.
Saat ini, ada kemungkinan harga Bitcoin akan tetap stabil, meskipun ada potensi koreksi kecil. Terlebih lagi, minggu ini ada acara penting dengan FOMC November.
Seorang trader dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyatakan bahwa pasar kripto telah mengalami perkembangan yang berpengaruh terhadap kenaikan harga Bitcoin. Hal ini termasuk pencapaian Grayscale dan pencatatan ETF BlackRock di situs DTCC.
Selain itu, tren yang perlu diperhatikan adalah pemindahan Bitcoin besar, yang sering disebut sebagai “whale,” ke bursa kripto besar seperti Coinbase dan Binance. Pergeseran ini terjadi bersamaan dengan lonjakan harga Bitcoin yang tiba-tiba.
Fyqieh juga menekankan bahwa semua pelaku pasar saat ini akan memperhatikan hasil pertemuan FOMC The Fed yang dijadwalkan pada 31 Oktober dan 1 November 2023. Meskipun kemungkinannya kecil, pertemuan ini berpotensi mempengaruhi harga saham dan harga Bitcoin.
Fyqieh menambahkan bahwa fokus utama adalah pernyataan Jerome Powell tentang prospek ekonomi AS dalam pidatonya, yang memiliki potensi untuk memberi petunjuk mengenai pergerakan pasar ke depan.
Baca Juga : Harga Bitcoin Melonjak hingga Sentuh Rp 554,66 Juta
Meskipun para pelaku pasar saat ini yakin bahwa suku bunga tidak akan naik pada pertemuan FOMC mendatang, kemungkinan besar akan terjadi kenaikan pada pertemuan Desember mendatang.
Oleh karena itu, indikasi apa pun dalam pidato Powell tentang keputusan kenaikan suku bunga di pertemuan berikutnya berpotensi mempengaruhi harga Bitcoin, mirip dengan dampaknya terhadap Indeks S&P 500 dan Nasdaq.[DS]