David Olsson, kepala distribusi institusional global BlockFi, berbagi wawasannya mengenai tren insitusional berinvestasi dalam cryptocurrency. BlockFi merupakan perusahaan jasa keuangan yang menawarkan produk manajemen kekayaan ritel seperti pinjaman dalam bentuk kripto, rekening bunga, kartu kredit Bitcoin (BTC), dan lainnya.
Untuk melayani investor institusi mereka, BlockFi menawarkan layanan pembiayaan efisiensi modal, layanan peminjaman koin kripto untuk lindung nilai dan shorting, serta infrastruktur perdagangan tingkat institusional.
Dalam wawancara bersama Cointelegraph, Olsson menjelaskan alasan yang mendorong investor Institusi mulai mengadopsi dan berinvestasi dalam kripto, termasuk klien BlockFi yang mengikuti tren tersebut.
“Setidaknya ada 80% manajer dana lindung nilai yang sudah kami ajak bicara, mereka semua tampaknya mulai mengikuti tren yang terjadi di pasar kripto. Tren itu seperti memulai perdagangan atau investasi di perusahaan kripto native, biasanya investor institusi akan memilih perusahaan kripto yang memahami tata cara mengekstrak alfa dai pasar kripto dan paham mengelola risikonya,” jelas Olsson.
Baca juga ApeCoin: Mata Uang Kripto yang Ideal untuk Ekonomi Web3
Olsson menambahkan bahwa tren investasi institusional ini menimbulkan persimpangan antara sejumlah generasi. “Manajer aset awal tidak memiliki perspektif asli mengenai aset cryptocurrency seperti generasi muda saat ini, tetapi kami melihat adanya minat tinggi dari institusi terhadap investasi ini,” Olsson menambahkan.
Olsson menyoroti bahwa manajer dana lindung nilai sudah cukup lama ingin memasuki pasar kripto, mengingat peningkatan signifikan dalam likuiditas dan pelembagaan yang terjadi pada lingkup dana lindung nilai. Laporan survei Fidelity menujukkan bahwa 70% dari lembaga keuangan berencana untuk berinvestasi dalam kripto di tahun depan, sedangkan 90% akan berinvestasi di lima tahun mendatang.
“Bitcoin memiliki return hingga 100% per tahun selama 10 tahun terakhir, ini dapat dibandingkan dengan sekitar 10% per tahun untuk ekuitas di Amerika Serikat,” kata Olsson. Ia juga berpandangan bahwa kripto dapat memperbaiki saluran sistem keuangan di seluruh dunia karena mampu menawarkan biaya rendah dibandingkan bank.
Di sisi lain, Olsson juga menyampaikan bahwa ada beberapa institusi yang masih belum memiliki rencana untuk berinvestasi dalam kripto. Alasan utamanya adalah yurisdiksi dan likuiditas tinggi dari cryptocurrency belum didukung oleh peraturan.
“Perusahaan kripto memerlukan transparansi keuangan, keamanan siber, dan infrastruktur institusional seperti KYC (know your client) dan AML (anti-money laundering) untuk menarik lebih banyak investor institusional,” kata Olsson.
Sumber: Cointelegraph