Awalnya, NFT hadir dengan janji-janji besar yang salah satunya adalah kebebasan finansial yang akan mereka berikan kepada seniman yang sudah lama kesulitan mendapatkan penghasilan. Menurut argumen tersebut, kreator konten akan memiliki akses ke pembeli dari seluruh dunia di marketplace yang mengenakan biaya minimal dan memfasilitasi royalti penjualan. Namun, pemikiran utopis seperti itu sudah lama mati.
Marketplace NFT telah menjadi penjaga gerbang seni digital yang memicu banyak kritik. Selain itu, pembayaran royalti juga seringkali tidak otomatis dan memerlukan tindakan off-chain. Dan hal ini jadi tantangan yang tidak diinginkan untuk platform jual beli NFT.
Oleh karena itu, seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar platform, masing-masing dari mereka mulai menawarkan perdagangan tanpa royalti yang menjadi sarana untuk meningkatkan pangsa pasar.
Baca juga: Co-founder Bored Ape Menolak Keputusan OpenSea dan Mengusulkan Model Royalti NFT Mereka Sendiri
Setelah Magic Eden membuat keputusan untuk menerapkan royalti opsional untuk trader NFT awal tahun ini, yang lainnya, termasuk X2Y2, LooksRare, dan Blur juga ikut melakukan hal yang sama.
Namun, yang saat ini perlu diperhatikan adalah OpenSea, platform trading NFT terbesar dengan lebih dari 120 juta pengunjung bulanan.
Akankah platform yang begitu berperan dalam mempopulerkan NFT sebelumnya itu memutuskan untuk mendukung senimannya dan melawan pesaingnya?
Tapi sayangnya, jawaban yang muncul dari tweet mereka pada tanggal 5 November lalu tidak begitu meyakinkan.
Mereka mengatakan bahwa mulai tanggal 8 November, kreator konten dapat menambahkan kode ke dalam koleksi baru mereka untuk memberlakukan biaya dan marketplace yang masuk daftar hitam dan tidak mengharuskan trader membayar royalti.
Itu dianggap sebagai serangan langsung terhadap saingan platform OpenSea. Namun, hal tersebut berpotensi menimbulkan konsekuensi anti-persaingan.
Dan terlepas dari ketegasan pendirian mereka ini, OpenSea belum memutuskan apakah akan memaksa trader-nya sendiri untuk membayar royalti pada NFT yang ada.
Co-founder OpenSea, Devin Finzer, menuliskan dalam sebuah unggahan blog bahwa model bisnis yang digunakan oleh sebagian besar kreator di industri ini sekarang tunduk pada kebijaksanaan penegakan pasar daripada kode yang mereka pakai.
Padahal, kreator menginginkan kemampuan untuk memberlakukan biaya secara on-chain. Dan pada dasarnya, OpenSea yakin bahwa pilihan harus menjadi milik para kreator, sehingga seharusnya bukan pihak marketplace yang membuat keputusan untuk mereka.
Sumber: news.artnet.com