Pada minggu lalu, tepatnya 13 Januari, analis Bank of America (BOFA) Alkesh Shah menulis sebuah makalah penelitian tentang cryptocurrency. Dalam makalah tersebut, ia menyampaikan sebuah klaim bahwa Solana (SOL) kemungkinan besar akan memakan pangsa pasar Ethereum (ETH).
“Solana menghasilkan blockchain yang cocok untuk beberapa kasus penggunaan konsumen dengan memprioritaskan skalabilitas, biaya transaksi rendah, dan kemudahan penggunaan,” menurut seorang analis Bank of America, mengutip anggota Solana Foundation, Lily Liu.
Biaya rendah dan kemudahan penggunaan yang dimiliki Solana membuatnya ideal untuk pembayaran mikro, game, dan NFT. Solana dapat menjadi Visa ekosistem aset digital, menurut Shah. Hal tersebut berkaitan dengan lebih dari 50 miliar transaksi diselesaikan sejak peluncurannya pada bulan Maret 2020 dan total value locked (TVL) sebesar $10 miliar.
Baca juga SolSea dan Solanart, Manakah yang Lebih Unggul?
Dengan penilaian pasar hampir $46 miliar, Solana merupakan cryptocurrency terbesar kelima. Menurut data dari Bitcoin.com Markets, Ethereum merupakan cryptocurrency terbesar kedua, dengan nilai pasar sekitar $400 miliar pada saat penulisan.
Shah mengatakan bahwa perbedaan Solana dari Ethereum terletak pada bukti keberhasilan. Hal tersebut terjadi karena perbedaan penilaian yang menawarkan Solana sebuah kesempatan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Menurut analis Bank of America (BoFA), Blockchain Proof-of-History mampu membantu kinerja mekanisme konsensus Proof-of-Stake. Hal ini memungkinkan pemrosesan sebanyak 65.000 transaksi per detik dengan biaya transaksi rata-rata $0,00025. Transaksi yang cukup besar tersebut tetap menjamin desentralisasi dan juga keamanan proses.
Sementara itu, menurut Shah blockchain Ethereum lebih menyukai desentralisasi dan keamanan dibandingkan dengan skalabilitas. Sayangnya, masalah skalabilitas Ethereum telah mengakibatkan kemacetan jaringan dan biaya transaksi yang sangat tinggi.
Lebih jauh, Shah membahas bagaimana prioritas Ethereum dapat mengoptimalkannya proses transaksi bernilai tinggi, identifikasi, penyimpanan, dan kasus penggunaan rantai pasokan. Hal itu terlepas dari kenyataan bahwa blockchain scalable lainnya dapat memakan pangsa pasar Ethereum.
Pekan lalu, seorang analis JPMorgan menyatakan bahwa rilis Ethereum’s Merge and Layer 2.0 akan mempercepat transaksi dan mengurangi konsumsi energi secara signifikan. Namun, karena masalah skalabilitas, analis JPMorgan percaya bahwa Ethereum akan kehilangan dominasi DeFi.
Sementara itu, Solana memiliki masalah sendiri. Menurut Bitcoin.com News, kinerja jaringan Solana mengalami penurunan karena lonjakan transaksi komputasi yang berat. Akibatnya, waktu pemuatan dan pemrosesan transaksi meningkat, dan beberapa transaksi mengalami kegagalan.