JP Morgan, salah satu raksasa keuangan global, baru-baru ini merilis prediksi menarik mengenai masa depan Bitcoin.
Decrypt.co melaporkan pada Minggu (16/7/2023) bahwa menurut analisis mereka, Bitcoin menghadapi tantangan besar karena tingkat hash mencapai rekor tertinggi baru, menjelang acara halving yang dijadwalkan pada musim semi mendatang.
Ketika acara halving terjadi sekitar setiap empat tahun sekali, hadiah bagi para penambang akan berkurang setengahnya. Meskipun halving sebelumnya telah membawa dampak positif pada harga Bitcoin karena biaya produksi menjadi dasar, tetapi analisis JP Morgan menyatakan bahwa ini akan menimbulkan tantangan bagi penambang Bitcoin.
“Mendekati halving Bitcoin yang dijadwalkan pada bulan April/Mei 2024, tantangan besar menanti para penambang Bitcoin.” tulis analis tersebut.
JP Morgan mencatat bahwa, dengan asumsi biaya listrik rata-rata global sebesar $0,05/kWh, biaya untuk menambang satu Bitcoin sekitar $20.000. Sementara nilai satu Bitcoin saat ini berada di sekitar $30,281 pada saat penulisan menurut data dari Coinmarketcap.
Baca Juga :Pengajuan Spot Bitcoin ETF Maju Ke Fase Baru Di AS
Ini menandakan bahwa penghasilan yang di dapat dengan biaya cost untuk penambangan mengakibatkan ketidakuntungan atau boncos dalam prosesnya.
Meskipun demikian, ada berita baik bagi para penambang. Institusi-institusi besar yang tertarik pada penambangan Bitcoin telah memberikan dukungan kepada para penambang untuk mengatasi kesulitan ini.
Dukungan ini diharapkan dapat membantu penambang bertahan dan terus beroperasi dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi setelah acara halving.
Dengan prediksi dari JP Morgan ini, industri mata uang kripto dan penambangan Bitcoin akan terus menjadi sorotan perhatian, dan perubahan ekonomi yang akan terjadi setelah acara halving akan menjadi momen krusial bagi masa depan Bitcoin. [RH]