Para analis dan pakar mulai berebut untuk menganalisis harga intraday setiap kali angka ekonomi penting diterbitkan. Praktik demikian sering kali ditemukan pada sektor kripto. Hal tersebut tampak ketika Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (CPI) sebesar 7.5% pada 10 Februari. Dengan cepat, para trader menemukan beberapa korelasi dengan pergerakan harga kripto.
Namun, data korelasi historis menunjukkan bahwa investor harus melakukan penelitian dengan cermat terkait hubungan antara Bitcoin (BTC) dan indikator utama perekonomian. Terkait hal tersebut, investasi umum menyarankan agar trader mengabaikan pergerakan intraday, mengingat sebagian besar aset tidak diperdagangkan dalam basis 24 jam.
Lebih jauh, order book Bitcoin tidak dapat dibangingkan dengan emas, WTI, dan S&P 500 berjangka. Bahkan jika seseorang menggabungkan perdagangan stablecoin, volume rata-rata tujuh hari Bitcoin adalah $7 miliar. Sedangkan tiga dana yang diperdagangkan di bursa S$P 500 terbesar bernilai $54 miliar.
Sederhananya, aliran pesanan besar dari satu entitas dapat dengan mudah mendistorsi pasar kripto dalam jangka pendek. Akan tetapi, dampaknya terhadap WTI, S&P 500, dan emas cenderung lebih kecil.
Baca juga Peluncuran Aplikasi Strike Bertenaga Bitcoin Lightning Network di Argentina
Terkait kesalahan umum lainnya adalah mengaitkan korelasi aset lain dengan kinerja Bitcoin. Mungkin dalam beberapa bulan berturut-turut terdapat korelasi selama periode satu tahun, tetapi data menunjukkan sebaliknya. Misalnya antara bulan Agustus dan September 2021, rata-rata korelasi S&P 500 dengan BTC sebesar 0.65.
Angka tersebut merupakan data yang menarik karena kerangka waktu yang lebih lama tidak menunjukkan bukti demikian. Tidak terdapat hubungan harga yang ditemukan antara Bitcoin dan aset utama lainnya seperti WTI, iShares TIPS Bond ETF, yang melacak indeks obligasi Treasury AS yang dilindungi inflasi.
Data juga menunjukkan bahwa investor harus mengabaikan aksi harga intraday setelah data ekonomi dirilis. Hal ini karena terkadang data memberikan kesan yang salah antara korelasi dan sebab akibat. Meskipun inflasi atau data lain mempengaruhi penetapan harga jangka pendek, tidak serta merta akan berdampak terhadap tren yang tengah berlaku.
Sumber Asset: https://cointelegraph.com/news/here-s-why-bitcoin-traders-shouldn-t-overanalyze-us-inflation-data