Bitcoin, sebagai salah satu aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya, memiliki posisi istimewa sebagai kripto pertama yang muncul di dunia. Sejak diciptakan pada tahun 2008, harga Bitcoin cenderung meningkat secara konsisten. Mengapa harga Bitcoin terus naik?
Sumardi, CEO Reku, memberikan penjelasan tentang fenomena ini. Menurutnya, kenaikan harga Bitcoin dapat dijelaskan melalui mekanisme yang disebut Halving. Sumardi menjelaskan bahwa Halving, secara umum, dapat dianggap sebagai proses deflasi untuk Bitcoin.
Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin, merancang mata uang kripto ini dengan prinsip menciptakan suatu mata uang di mana nilai akan terus meningkat seiring bertambahnya kontribusi dari para pemain ekosistem. Ini berbeda dengan uang fiat, di mana nilai cenderung menurun seiring dengan pencetakan uang oleh pemerintah saat ekonomi sebuah negara berkembang.
Halving Bitcoin, yang terjadi setiap empat tahun sekali, adalah kondisi di mana imbalan bagi para penambang Bitcoin berkurang setengahnya. Halving berikutnya dijadwalkan pada tahun 2024. Sumardi menjelaskan bahwa Bitcoin diprediksi akan bergerak positif terutama karena adanya peristiwa Halving ini.
Baca Juga : Analis Temukan Penyaringan Transaksi di Jaringan Bitcoin
Bitcoin memiliki karakteristik pasokan yang terbatas, yaitu hanya ada 21 juta koin yang akan ada. Dengan Halving, semakin sulit untuk mendapatkan Bitcoin karena imbalannya berkurang setengah. Sumardi menyarankan untuk memahami bahwa setelah Halving, mendapatkan Bitcoin akan menjadi semakin sulit, membuatnya menjadi aset yang langka dan dihargai. Bagi pemula, Sumardi menyarankan untuk mencoba aset kripto bluechip atau yang memiliki kapitalisasi pasar besar sebagai langkah awal dalam berinvestasi.