Headlines

Apakah Aset Kripto bisa Jatuh ke Angka 0 Nilai Tukarnya?

illust - Apakah Aset Kripto bisa Jatuh ke Angka 0 Nilai Tukarnya?

Gubernur Bank of England (BOE ) Andrew Bailey mengatakan pada Kamis (6/5) bahwa mata uang kripto (cryptocurrency) tidak memiliki nilai intrinsik. Masyarakat yang berinvestasi di dalamnya harus bersiap kehilangan semua uangnya.

illust - Apakah Aset Kripto bisa Jatuh ke Angka 0 Nilai Tukarnya?
Sumber Asset: bitcoin cryptocurrency created by partystock – www.freepik.com

Menurut laporan, mata uang digital seperti bitcoin, ether, dan bahkan dogecoin sudah bergerak sangat aktif pada tahun ini. Situasi itu kembali mengingatkan beberapa investor tentang gelembung kripto 2017. Tatkala harga bitcoin melesat menuju US$ 20.000. Kemudian anjlok hingga ke harga terendah U$ 3.122 setahun kemudian.

“Mereka (mata uang kripto) tidak memiliki nilai intrinsik. Bukan berarti orang tidak menghargai mereka, karena mereka bisa saja mengandung nilai-nilai ekstrinsik. Tapi mereka tidak memiliki nilai intrinsik. Saya akan mengatakan ini dengan sangat blak-blakan lagi. Beli hanya jika Anda siap kehilangan semua uang Anda,” ujar Bailey dalam konferensi pers tentang kenaikan nilai cryptocurrency pada Kamis (6/5), yang dikutip CNBC.

Baca juga : Mengenal Buy dan Sell Walls dalam Kripto

Tak hanya jumlahnya yang semakin besar, kapitalisasi pasar gabungan mereka telah meledak dari yang sebelumnya sebesar US$ 330 miliar kini menjadi sekitar US$ 1,6 triliun pada saat ini. Angka itu hampir menyentuh nilai produk domestik bruto (PDB) Kanada. Lebih dari 100 juta dompet digital mampu menampungnya, bertambah sekitar tiga kali lipatnya dari jumlah pada tahun 2018 lalu.    Namun, kabar positif ini tentunya tidak begitu saja dilalui tanpa rintangan. belakangan ini, kripto terbesar, yakni bitcoin telah gagal mempertahankan harganya di rekor tertinggi.

Harga tertinggi bitcoin saat ini mencapai kisaran level US$ 64.000 atau setara dengan Rp 928 juta/koin (kurs Rp 14.500/US$) yang terbentuk pada April lalu. Namun, rekor tersebut tak berlangsung lama. Pada Mei lalu, bitcoin ambruk hingga ke kisaran level US$ 30.000. Bahkan pada pertengahan Juli lalu, bitcoin terus ambles hingga sempat menyentuh level terendahnya sepanjang tahun ini, yakni di kisaran level US$ 29.000.

Walaupun sempat ambruk ke level terendahnya, namun menjelang berakhirnya bulan Juli, bitcoin secara perlahan merangkak naik dan kini kembali ke atas level US$ 40.000, walaupun hingga saat ini bitcoin masih belum mampu kembali ke level rekor tertingginya. Sedangkan pihak yang menolak mayoritas merupakan lembaga-lembaga pemerintah, termasuk Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Walaupun saat ini bitcoin dan kripto lainnya sedang mencoba untuk kembali menyentuh level tertingginya masing-masing, namun investor jangan terlena dan tetap terus memantau perkembangan sentimen yang hadir. Hal ini karena sifat kripto yang sangat volatil, di mana sewaktu-waktu, harga kripto dapat kembali ambles, bahkan mungkin saja ambles hingga menyentuh level terendahnya kembali

Adapun dampaknya jika kripto kembali crash suatu saat nanti, investor tipe pertama cenderung akan berpikir ulang, karena jatuhnya kripto tak seperti mata uang suatu negara yang cenderung tak telalu dalam pelemahannya. Dana mereka akan terjual habis karena anjloknya kripto.

Sumber : www.cnbcindonesia.com