Headlines

AS Tetap Mendukung 2 Perang Meski Banyak Utang

AS Tetap Mendukung 2 Perang Meski Banyak Utang

Amerika Serikat, setelah mengumpulkan ratusan miliar utang dan mengalokasikan lebih dari $75 miliar ke Ukraina, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, pada hari Senin meyakinkan bahwa negara tersebut memiliki kestabilan finansial yang cukup untuk mendukung dua konflik bersenjata.

Pada bulan lalu, hanya tiga jam sebelum potensi penutupan pemerintahan AS, Presiden Joe Biden mengesahkan undang-undang yang memastikan kelanjutan operasional selama 45 hari.

Namun, jika kesepakatan bipartisan mengenai anggaran negara terus sulit dicapai, maka kemungkinan penutupan pemerintahan akan kembali terjadi pada pertengahan bulan November.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News Inggris, Menteri Keuangan Janet Yellen memeriksa konflik Ukraina-Rusia dan ketegangan antara Israel dan Hamas.

“Kami memang perlu menyediakan dana, baik untuk Israel dan Ukraina. Ini adalah sebuah prioritas,” kata Yellen kepada pembawa acara Sky News, Wilfred Frost.

Dalam percakapan tersebut, Yellen mengungkapkan keraguan tentang kemampuan untuk mengukur dampak ekonomi dari gejolak terbaru di Timur Tengah, sambil mengakui bahwa terjadi peningkatan harga energi.

Berbeda dengan pernyataannya pada bulan Mei lalu, di mana ia memperingatkan tentang potensi gagal bayar utang AS pada bulan Juni, Yellen dalam wawancara hari Senin ini menekankan kemampuan pendanaan AS untuk mendukung konflik di Ukraina dan Israel. 

Baca Juga : Tertangkap Basah! Polisi Australia Sita Kripto dari Pengedar Narkoba

Amerika Serikat, setelah mengumpulkan ratusan miliar utang dan mengalokasikan lebih dari $75 miliar ke Ukraina, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, pada hari Senin meyakinkan bahwa negara tersebut memiliki kestabilan finansial yang cukup untuk mendukung dua konflik bersenjata.

Pada bulan lalu, hanya tiga jam sebelum potensi penutupan pemerintahan AS, Presiden Joe Biden mengesahkan undang-undang yang memastikan kelanjutan operasional selama 45 hari. 

Namun, jika kesepakatan bipartisan mengenai anggaran negara terus sulit dicapai, maka kemungkinan penutupan pemerintahan akan kembali terjadi pada pertengahan bulan November. [RH]