Bank of America baru-baru ini memberikan penilaian bahwa mata uang Nigeria, naira, saat ini terlalu rendah setelah otoritas moneter negara itu memutuskan untuk mengizinkan kurs mengambang. Menurut analis bank tersebut, naira yang saat ini berada di atas NGN700 per dolar AS kemungkinan akan berakhir tahun ini sekitar NGN680 per dolar AS.
Pendapat terbaru dari Bank of America ini muncul setelah seorang ekonom sebelumnya memperkirakan bahwa naira akan mengalami devaluasi sebesar 20%, dengan nilai tukar NGN520:USD1.
Namun, keputusan Bank Sentral Nigeria (CBN) untuk melepaskan kendali nilai tukar menyebabkan naira merosot dari sekitar NGN470 per dolar menjadi NGN634 per dolar. Sejak itu, nilai naira terus melemah terhadap dolar.
Dilansir dari Bitcoin.com, Data terbaru dari CBN pada 26 Juni menunjukkan nilai tukar naira sebesar NGN753:USD1. Di pasar paralel, satu dolar AS dapat dibeli dengan NGN768 pada tanggal 1 Juli 2023.
Baca Juga :Setelah Bangkrut, FTX di Kabarkan Akan Bangkit Kembali
Dalam catatan mereka, analis Bank of America menjelaskan beberapa alasan yang membuat mereka memperkirakan naira akan memulai perdagangan tahun 2024 di sekitar 680 per dolar. Mereka menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan nilai tukar dan membuka akses lebih besar terhadap dolar AS dalam pasar formal membutuhkan kesabaran. Namun, setelah proses ini selesai, naira diharapkan menjadi lebih kuat dan dihargai lebih tinggi.
Para analis juga mencatat bahwa Nigeria memiliki potensi untuk mencatat surplus neraca berjalan yang konsisten berkat peningkatan pendapatan minyak sebesar lebih dari $12 miliar dan liberalisasi kebijakan impor. Mereka juga mendorong Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu, untuk mengatasi masalah pencurian minyak, karena tindakan ini dapat meningkatkan pendapatan negara dari sektor energi dan mengurangi beban hutang yang tinggi.