Pasca aksi jual yang sangat keras pada 23 Januari, pergerakan harga Bitcoin (BTC) mulai stabil. Akan tetapi, BTC masih berada dalam posisi kinerja terburuknya karena kembali mengalami penurunan.
Bitcoin diperdagangkan dengan harga $33.000 pada saat penulisan dengan penurunan sebesar 6% dalam 24 jam sebelumnya. Menurut situs data Coinglass, lebih dari $1,5 miliar telah mengalami likuidasi karena margin call selama beberapa hari terakhir.
Harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 19% dalam tujuh hari terakhir. Angka tersebut menunjukkan kinerja mingguan terburuk sejak Mei 2021. Penurunan kinerja aset dalam pasar tersebut berkaitan dengan kekhawatiran akan kebijakan keras terhadap perdagangan dan penambangan kripto. Begitu juga dengan beberapa pemberitaan terkait bahaya lingkungan yang timbul akibat penambangan Bitcoin.
Baca juga Walikota New York City Memenuhi Janjinya untuk Menerima Gajinya dalam Bentuk Bitcoin
Kali ini, pedagang kripto tampaknya mempertimbangkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan bertindak cepat dalam beberapa bulan mendatang untuk memperketat kondisi moneter. Secara historis, kondisi tersebut kendor sejak virus corona menghantam ekonomi pada Maret 2020. Stimulus Federal Reserve yang mencakup penciptaan uang sebanyak triliunan dolar dolar, disalahkan atas kenaikan harga Bitcoin pada tahun 2020 dan 2021. Hal itu termasuk kenaikannya ke level all-time-high sebesar $69.000 pada bulan November.
Penurunan harga terbaru telah menjatuhkan Bitcoin hingga setengah dari level tertinggi sebelumnya. Kondisi tersebut menjadi pengingat yang serius terkait bagaimana pasar cryptocurrency dapat berubah-ubah dengan cepat.
“Salah satu pendorong positif untuk kripto selama dua tahun terakhir adalah surplus stimulus fiskal dan moneter terkait pandemi secara global, dan sebagian besar hampir berakhir,” ungkap David Duong selaku kepala penelitian institusional di Coinbase, melalui sebuah penelitian pada 22 Januari.
Menurut Katie Stockton, kepala firma analisis Fairlead Strategies, penurunan harga selama seminggu terakhir tampaknya “dibebankan secara emosional. Karena fluktuasi harga merupakan sebuah ‘kebiasaan,’ kami akan menunggu konfirmasi penembusan di bawah zona dukungan ($37,4 ribu) sebelum kemudian menuju posisi negatif jangka panjang.”
Terkait dengan kondisi penurunan tersebut, beberapa orang mulai melakukan pembelian Bitcoin. terlebih ketika beberapa orang menjual aset dengan sangat murah. Salah satunya adalah Nayib Bukele selaku Presiden El Salvador yang membeli 420 Bitcoin dengan harga $15 juta.
Sejak bulan Juli 2021, harga Bitcoin tidak pernah serendah ini. Bahkan, beberapa pihak menganggap penurunan Bitcoin (BTC) yang ditunjukkan oleh grafik pergerakan harga sebagai sebuah lelucon dengan menyebutnya sebagai pola Pokemon Pikachu.