Binance Holdings Ltd disebut kurang mampu mengendalikan transaksi mata uang kripto di platformnya. Ini memungkinkan kelompok teroris, peretas, dan pelanggar sanksi untuk menggunakan platform tersebut selama bertahun-tahun guna mentransfer miliaran dolar.
Menurut Departemen Kehakiman dan FinCEN, karyawan Binance terlibat dalam berbagai pelanggaran, dan dampaknya telah menyebabkan konsekuensi serius.
Yahoo Finance melaporkan bahwa hakim AS menyatakan bahwa Binance memungkinkan sejumlah aktivitas ilegal di platformnya. Beberapa di antaranya melibatkan:
- Transaksi dengan Organisasi Teroris ISIS: Binance memfasilitasi transaksi Bitcoin dengan organisasi teroris seperti ISIS dan al-Qaeda. Setidaknya 1,1 juta transaksi senilai USD 899 juta dilakukan oleh individu yang tinggal di Iran, melanggar sanksi AS.
- Deposit dari Platform Kripto Mixer: Pengguna Binance menghasilkan deposit sebesar USD 275 juta dari BestMixer, sebuah platform kripto yang membantu menyembunyikan jejak uang digital. Platform ini ditutup oleh pihak berwenang Belanda pada tahun 2019 karena dikhawatirkan digunakan untuk menyembunyikan dan mencuci uang kriminal.
- Transaksi dari Pasar Gelap Internet Rusia: Pelanggan melakukan transfer sebesar USD 106 juta dalam bentuk Bitcoin dari Hydra Market, pasar darknet Rusia, ke dompet Binance antara tahun 2017 dan 2022. Pihak berwenang AS dan Jerman menyita server Hydra pada 2022, menyebutnya sebagai pasar darknet terbesar di dunia yang menjual perangkat lunak peretasan, identitas palsu, dan obat-obatan terlarang.
Baca Juga : Mantan CEO Binance CZ dilarang Keluar dari AS Hingga Sidang
Hakim AS menyatakan bahwa kegagalan Binance mengendalikan aktivitas ilegal ini memberikan ruang bagi berbagai tindakan yang melanggar hukum di platform mereka.