Ethereum adalah salah satu cryptocurrency terbesar di dunia setelah Bitcoin. Cryptocurrency ini memainkan peran penting dalam perkembangan teknologi blockchain dan memiliki banyak pengguna di seluruh dunia. Salah satu aspek penting dari Ethereum adalah sifat deflasinya. Artikel ini akan membahas apa itu deflasi dan bagaimana Ethereum dapat dianggap sebagai aset deflasi.
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa meningkat seiring waktu. Di sisi lain, deflasi terjadi ketika harga barang dan jasa turun. Deflasi sering kali terjadi ketika ada peningkatan kuantitas uang yang beredar di pasaran. Namun, Ethereum memiliki sifat deflasinya yang berbeda.
Ethereum memiliki pasokan yang terbatas, yaitu 18 juta ETH. Ini berarti bahwa tidak akan ada lebih dari 18 juta ETH yang beredar di pasar, dan setiap blok baru yang ditambang hanya akan menambah sedikit pasokan. Ini berbeda dengan mata uang fiat yang biasanya dapat dicetak oleh bank sentral.
Baca Juga : Menyimpan Uang di Bitcoin Sebagai Solusi Krisis Perbankan
Selain itu, Ethereum juga memperkenalkan sistem pembakaran atau “burning” melalui konsep EIP-1559. EIP-1559 adalah proposal upgrade Ethereum yang memperkenalkan biaya transaksi yang lebih efisien dan dapat membantu mengurangi pasokan ETH. Ketika biaya transaksi dibayar dengan ETH, sebagian kecil dari jumlah itu akan dibakar, sehingga mengurangi jumlah ETH yang beredar.
Selama bertahun-tahun, banyak orang telah memperkirakan bahwa Ethereum akan mengalami deflasi. Faktanya, pada Desember 2020, Ethereum memasuki era deflasi ketika penggantian biaya transaksi Ethereum (gas) mencapai rekor tertinggi. Selama periode ini, jumlah ETH yang dibakar melampaui jumlah baru yang ditambang, sehingga menyebabkan penurunan pasokan yang tersedia.
Akan tetapi, sifat deflasi Ethereum tidak selalu positif. Jika pasokan ETH turun terlalu cepat, ini dapat menyebabkan masalah likuiditas di pasar. Ini terjadi ketika jumlah ETH yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini dapat menyebabkan harga ETH melonjak tajam, dan hal ini dapat merugikan pengguna yang ingin menggunakan ETH untuk melakukan transaksi.
Sumber : cointelegraph.com