Jaringan kripto yang tengah berkembang pesat bernama Tron saat ini disorot karena digunakan sebagai pilihan untuk pendanaan oleh anggota kelompok ilegal. Alasannya, Tron dianggap lebih cepat dan lebih ekonomis daripada Bitcoin, yang lebih besar.
Berdasarkan laporan dari Yahoo Finance pada Rabu (29/11/2023), analisis dari tujuh pakar kejahatan keuangan dan ahli investigasi blockchain mengenai penyitaan kripto yang diumumkan oleh layanan keamanan Israel sejak tahun 2021 menunjukkan tren ini.
Dalam perkembangan baru, Tron mengalami peningkatan signifikan dalam penargetan oleh pihak berwenang, sementara penyitaan dompet Bitcoin mengalami penurunan. CEO perusahaan analisis blockchain, Merkle Science, Mriganka Pattnaik, menyatakan bahwa data mereka menunjukkan kecenderungan organisasi teroris untuk lebih memilih Tron daripada Bitcoin.
Merkle Science, yang bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura, melaporkan bahwa Biro Nasional untuk Pembiayaan Teror Teror Israel (NBCTF) membekukan 143 dompet Tron antara Juli 2021 dan Oktober 2023, dituduh terkait dengan “organisasi teroris” atau digunakan untuk “kejahatan teror berat.”
Baca Juga : Pengadilan Montenegro Sepakati Ekstradisi Ex CEO Terra Do Kwon
Juru bicara Tron, Hayward Wong, menyatakan bahwa teknologi mereka secara teoritis dapat digunakan untuk kegiatan yang meragukan, namun, Tron tidak memiliki kendali atas penggunaan teknologi mereka dan tidak terkait dengan kelompok yang diidentifikasi oleh Israel.
Penting untuk dicatat bahwa hampir dua pertiga dari penyitaan Tron yang dilakukan oleh Israel terjadi pada tahun 2023, termasuk dompet yang diduga milik Hizbullah Lebanon pada bulan Juni dan 26 dompet lainnya pada bulan Juli.