Rollup Ethereum diterapkan sebagai sebuah sistem untuk membuat transaksi lebih cepat dalam ekosistem dan menyelesaikan masalah kemacetan. Namun, kenyataannya tidak seperti yang diprediksi oleh banyak penggemar Rollup.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Barry Jiang dari Huobi Research, tampak terdapat beberapa masalah dengan Rollup yang mungkin berada di belakang tingkat adopsi yang lambat dan total value locked (TVL) share yang relatif kecil. Salah satu faktor utama yang ditemukan adalah pengalaman pengguna yang tidak memuaskan. Misalnya terkait biaya transaksi yang kurang ideal dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pembayaran tunai. Kondisi tersebut kemungkinan besar membuat pengguna cemas, terutama saat berurusan dengan aset yang mudah berubah.
Selain itu, Jiang juga menyebutkan terkait risiko keamanan dan kurangnya interoperabilitas antar Rollup. Tertulis dalam laporan tersebut, “dengan perkiraan kasar terkait alamat yang dirilis secara publik dari beberapa browser blockchain Rollup, terdapat 2 juta alamat Rollup, dibandingkan dengan 185 juta alamat di Ethereum yang kurang dari 1%.” Perlu juga dicatat bahwa blockchain lain tampaknya menawarkan opsi yang lebih murah.
Baca juga Elon Musk Enggan Menjual Aset Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin yang Ia Miliki
Beberapa solusi yang diusulkan oleh laporan Huobi Research termasuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan guna meningkatkan adopsi Rollup. Hal ini berkaitan dengan mengusulkan peningkatan kecepatan bridge sembari menurunkan biaya dan membuat sistem lebih terdesentralisasi karena alasan keamanan. Namun, laporan tersebut juga mengusulkan dAMM atau pertukaran tiruan Layer-2 untuk memperlancar proses transaksi.
Huobi Research menambahkan “berbagai proyek termasuk Arbitrum, Optimism, Metis, dan StarkEX telah mengusulkan target kerja desentralisasi dalam roadmap atau white paper mereka. Di antara seluruh jenis rantai Layer-1, Rollup tidak memiliki alasan untuk tidak mendekati desentralisasi.” Selain itu, lebih banyak bridge dan tautan antar Rollup dapat meningkatkan interoperabilitas. Hal ini dapat membuat pengalaman pengguna lebih menyenangkan.
“Selain itu, cross-chain bridge dapat memperkuat interoperabilitas antar Rollup. Sehingga, aliran volume modal pada Rollup semakin besar, bridge antar Rollup semakin luas, dan transaksi untuk aset lintas rantai semakin lancar.”
Di sisi lain, penurunan biaya gas Ethereum perlu dipertimbangkan. Penurunan harga secara tiba-tiba dapat membahayakan adopsi Rollup. Terlebih ketika banyak pengguna memutuskan untuk kembali ke mainnet dan kembali menaikkan biaya.
Sumber: https://ambcrypto.com/ethereum-rollups-promised-lower-fees-and-faster-speeds-but-instead-we-got/