Salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia yaitu Binance mengumumkan bahwa mereka telah menjadi perusahaan terbaru yang mendapatkan lisensi aset virtual di Dubai. Pengumuman tersebut dipublikasikan setelah Binance menerima lisensi penyedia layanan kripto di Bahrain. Binance adalah bursa aset kripto pertama yang mendapatkan lisensi tersebut di wilayah Gulf.
Selain Binance, FTX juga mendapatkan lisensi di Dubai untuk membuka kantor pusat lokal dan akan menawarkan produk turunan kripto kepada investor institusi di Dubai. Dalam pengumuman yang dirilis, Binance mengatakan bahwa hal tersebut berarti bahwa mereka akan mendapatkan izin untuk memperluas produk dan layanan bursa kepada investor dan penyedia layanan keuangan profesional yang sudah dikualifikasi sebelumnya.
Lisensi yang disebutkan dalam pengumuman tersebut adalah lisensi yang dikeluarkan di bawah regulasi awal Virtual Asset Regulatory Authority (VARA) yang memungkinkannya untuk beroperasi dalam model pasar aset virtual dengan skala uji adaptasi Dubai sebagai basis yang digunakan untuk ekspansi ke wilayah tersebut.
Baca juga Pemadaman Polygon Network Membuat Binance Menghentikan Proses Transaksi Jaringan Sementara Waktu
Sementara itu, lisensi yang baru didapatkan Binance ini dianggap sebagai lisensi operasi kedua Binance di Timur Tengah. Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan tersebut pada awal pekan ini telah mengumumkan bahwa mereka baru saja mendapatkan lisensi dari Bank Sentral Bahrain.
Dengan dua lisensi tersebut, Binance dapat terus mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan tingkat adopsi aset kripto di Timur Tengah. Namun, mereka juga harus bersiap untuk menghadapi adanya persaingan dengan FTX yang juga baru saja mendapatkan lisensi yang serupa dengan perusahaan tersebut.
Binance berusaha untuk mengikuti kesuksesan yang dibuatnya di Afrika dengan memperluas eksistensinya di wilayah Emirat. Perusahaan tersebut juga bertujuan untuk menjadi platform nomor satu untuk trading aset kripto.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Chainalysis, UEA adalah pasar aset kripto terbesar ketiga di Timur Tengah, setelah Turki dan Lebanon, dengan volume transaksi sekitar $26 miliar terhitung dari bulan Juli 2020 hingga Juni 2021.
Oleh karena itu, pada awal bulan Maret yang lalu, perdana menteri Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, mengumumkan pembentukan otoritas regulasi dan lisensi untuk mendukung Emirat agar dapat menjadi pasar global utama dalam industri aset digital.
Sumber: Nairametrics