Tren volatilitas rendah tampaknya merayap ke dalam pasar aset digital, khususnya Bitcoin (BTC). Selama hampir sebulan terakhir, pergerakan harian Bitcoin telah mereda, mencerminkan penurunan minat dari para pelaku pasar.
Analisis data mengungkapkan bahwa dari 26 hari sejak 13 Juli, hanya enam di antaranya yang mengalami pergerakan harian lebih dari 1%, baik naik maupun turun.
Hal ini mencerminkan suasana yang belum terlihat sejak Januari. Setelah gejolak yang dihasilkan dari reli spekulatif pada bulan Juni, Bitcoin tampaknya memasuki fase rendah volatilitas dan tingkat minat yang lebih redup.
Selain itu, kesenjangan antara kontrak berjangka Bitcoin bulanan yang diselesaikan di CME dan harga spot Bitcoin, yang dikenal sebagai basis berjangka, juga mengindikasikan penurunan kepercayaan di kalangan trader berpengalaman.
Baca Juga :Michael Saylor Raup Keuntungan dari Bitcoin Setelah Mundur dari CEO
Dilansir dari Blockworks, dalam sebuah laporan, NYDIG menunjukkan bahwa basis berjangka 1 bulan pernah melonjak hingga lebih dari 14% selama reli yang dipicu oleh ETF spot pada pertengahan Juni. Namun, angka itu kemudian turun ke hanya satu digit, menandakan adanya ketidakpastian.
Para analis menilai bahwa pasar sedang dalam fase rangebound, gagal untuk mempertahankan momentum di atas $30.000. Di samping itu, cuaca musim panas yang sepi juga diyakini telah meredam semangat para trader.
Volatilitas tersirat dalam kontrak opsi Bitcoin juga mengalami penurunan, mencapai rekor terendah baru-baru ini. Situasi serupa juga terjadi pada Ethereum (ETH).
Meski volatilitas tampak mereda, beberapa pengamat memperhatikan bahwa lebar penyempitan antara Bollinger Bands mingguan Bitcoin bisa mengindikasikan adanya pergerakan besar yang potensial. Dalam kata lain, saat ketenangan datang, gelombang besar mungkin tak lama lagi menghampiri pasar kripto.
