Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, mengungkapkan niatnya untuk mengangkat isu de-dolarisasi pada pertemuan BRICS berikutnya. Hal ini disampaikan oleh Presiden saat KTT Paris tentang pakta keuangan global baru pada hari Jumat, seperti yang dilaporkan oleh Tass.
BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Pertemuan para pemimpin blok ekonomi ini akan diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tanggal 22-24 Agustus.
Presiden Brasil mengomentari masalah ini kepada media dengan mengatakan:
“Tidak jelas mengapa Brasil dan Argentina harus berdagang dengan dolar. Mengapa kita tidak menggunakan mata uang kita sendiri? Mengapa Brasil dan China tidak bisa melakukan perdagangan dengan mata uang masing-masing? Pertanyaan mengapa saya harus membeli dolar ini ada dalam agenda saya. Dan jika itu tergantung pada saya dan hanya pada saya, maka kita akan membahasnya pada pertemuan BRICS berikutnya.”
Baca Juga : Jaga Sistem Keuangan AS, Ini Dia Peran serta 12 Lokasi Bank Federal Reserve
Dilansir dari Bitcoin.com, pertemuan puncak dua hari di Paris dihadiri oleh pemimpin dari 50 negara, yang bertujuan mencapai kesepakatan tentang reformasi sistem keuangan global dan mengembangkan proposal untuk diskusi lebih lanjut di forum lainnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Beberapa waktu lalu, Macron mengungkapkan minatnya untuk menghadiri KTT BRICS mendatang. Namun, Rusia menentang partisipasi Presiden Prancis dengan alasan “kebijakan bermusuhan dan tidak dapat diterima” terhadap Moskow.
Presiden Brasil secara vokal mendukung upaya negara-negara dalam meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan global dan beralih ke mata uang nasional masing-masing.
Ia juga mendukung pembentukan mata uang bersama BRICS, sebuah topik yang diperkirakan akan dibahas dalam pertemuan para pemimpin blok ekonomi yang akan datang. Pada bulan April, Lula menyatakan, “Saya mendukung pembentukan mata uang perdagangan di antara negara-negara kita dalam BRICS, seperti halnya orang Eropa menciptakan euro.”
Dia juga melihat Bank BRICS sebagai lembaga keuangan alternatif dan pada bulan Mei ia menyatakan, “Kami ingin memperkuat Bank BRICS sebagai instrumen alternatif untuk pembiayaan, dan kami akan memperkuat kerjasama kami dengan Bank Pembangunan Afrika.”