Penggantian dolar AS secara global oleh mata uang BRICS kemungkinan tetap tidak mungkin terwujud meskipun adanya peningkatan relevansinya dan perkembangan mata uang BRICS.
Meskipun blok ekonomi ini berusaha untuk menggantikan penggunaan dolar AS dalam transaksi internasional, langkah tersebut memerlukan tindakan yang sangat spesifik untuk berhasil dilakukan.
Saat ini, dolar AS masih menguasai sekitar 90% dari semua perdagangan mata uang dan membentuk hampir 60% dari cadangan mata uang asing yang dipegang oleh bank sentral. Pertanyaannya adalah apakah mata uang BRICS dapat benar-benar menggantikannya.
Upaya de-dolarisasi yang jelas dilakukan oleh negara-negara BRICS masih menghadapi tantangan. Meskipun mata uang BRICS sedang berkembang, kemungkinan penggantian dolar AS secara global masih terus berubah dari waktu ke waktu.
Negara-negara BRICS, seperti Brasil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan, harus sepenuhnya mengadopsi yuan China. Meskipun ada beberapa kemajuan dalam beberapa bulan terakhir, langkah ini tetap sulit dilakukan.
Baca Juga :KPK Melacak Aset Kripto Rafael Alun dalam Kasus Pencucian Uang
Negara-negara BRICS menyadari bahwa menggantikan dolar AS dengan mata uang nasional mereka dapat berakibat pada situasi yang serupa dengan saat ini.
Salah satu jawaban yang mungkin adalah pengembangan mata uang perdagangan internasional alternatif. Ini akan memungkinkan negara-negara BRICS untuk meningkatkan penggunaan mata uang nasional mereka sambil tetap menjaga kepentingan mereka dalam mengembangkan alternatif.
Namun, ide ini juga memiliki kerugian yang perlu dipertimbangkan oleh kelima negara tersebut.
Selain itu tantangan utama yang harus diatasi adalah perbedaan kekayaan antara negara-negara tersebut, terutama dengan China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dalam blok BRICS dan rata-rata pendapatan warga negaranya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan India.
Perbedaan ekonomi yang besar dapat menghambat tercapainya kesepakatan mata uang yang solid.
Selain itu, volatilitas nilai tukar mata uang menjadi faktor yang harus diperhatikan. Bagaimana mata uang BRICS akan dipertukarkan membutuhkan fokus dan penyesuaian, serta memerlukan fluktuasi nilai tukar yang konstan. Untuk mencapai ini, negara-negara BRICS perlu mendirikan bank sentral yang dapat mengatur hal tersebut.
Meskipun Bank BRICS, juga dikenal sebagai Bank Pembangunan Baru, sudah ada, bank tersebut belum berfungsi sebagai bank sentral. Akhirnya, mata uang BRICS hanya akan bermanfaat dalam perdagangan, terutama dalam perdagangan antara negara-negara BRICS itu sendiri.
Penggunaan mata uang BRICS di luar itu akan menjadi sulit. Oleh karena itu, penggantian dolar AS tetap menjadi tugas yang cukup sulit untuk dilakukan.
Sumber : watcher.guru