Arab Saudi sedang mempertimbangkan tawaran baru dari Tiongkok, pendiri BRICS, untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayahnya. Tiongkok berharap langkah ini akan memberikan tekanan pada AS agar lebih kompromi dalam bantuan terkait sumber energi nuklir bagi Saudi.
Dilansir dari WatcherGuru, kerajaan Arab Saudi diundang ke dalam BRICS dalam pertemuan puncak di Johannesburg. Sebelumnya, Arab Saudi meminta AS untuk dukungan dalam mengembangkan sumber daya nuklirnya. Tetapi, bergabungnya dengan BRICS mengubah dinamika.
China National Nuclear Corp (CNNC) menawarkan pembangunan pembangkit listrik nuklir di provinsi timur Arab Saudi. Pejabat Saudi mengungkap Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, bersedia berkolaborasi dengan Tiongkok jika pembicaraan dengan AS tidak berhasil.
Tiongkok sebagai mitra dagang utama dan pembeli minyak utama Arab Saudi juga menjadi mitra dalam BRICS. Ini menunjukkan perubahan dalam hubungan geopolitik antara Arab Saudi dan AS.
Baca Juga : Bintang Sepak Bola Brazil Ronaldinho Dicari Polisi Terkait Skandal Kripto
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan komitmen mereka untuk bekerja sama dalam pengembangan energi nuklir sipil dengan Arab Saudi dan mematuhi aturan nonproliferasi internasional. Namun, pejabat meyakini Tiongkok tidak akan menerapkan persyaratan nonproliferasi yang sama seperti AS terhadap Arab Saudi.
Ini adalah langkah berani dalam perubahan dinamika energi dan politik global yang mungkin berdampak besar pada masa depan kerja sama ekonomi dan politik di kawasan tersebut.