Bersamaan dengan harga Bitcoin, Ethereum, dan hampir semua mata uang kripto lainnya yang jatuh secara dramatis, hanya dalam beberapa hari, perusahaan-perusahaan kripto besar seperti Coinbase dan Crypto.com telah memberhentikan ratusan pekerjanya. Akan tetapi, justru ada satu perusahaan yang sedang melakukan perekrutan karyawan. Hanya saja, kali ini mereka dengan tegas menyebutkan bahwa mereka tidak akan menerima pelamar yang menunjukkan rasisme, transfobia, atau berbagai jenis perilaku di tempat kerja lain yang dianggap toxic.
Bursa aset kripto Kraken yang menempati peringkat lima teratas secara global berdasarkan volume trading tersebut, mengumumkan perekrutan karyawan tersebut dalam sebuah postingan blog pada hari Rabu (15/6/22). Kraken menyatakan bahwa mereka akan mempekerjakan lebih dari 500 staf baru, selama mereka memiliki sikap yang sesuai dengan visi perusahaan tentang “budaya crypto-first.” Dokumen lain yang ditautkan dalam pengumuman tersebut menguraikan dasar-dasar budaya itu yang dibagi menjadi sub-bagian yang merangkum visi tertentu libertarianisme kripto yang terkait dengan CEO kontroversial Jesse Powell.
Untuk memberikan penjelasan yang lebih mudah dipahami mengenai jenis lingkungan kerja yang dipromosikan Kraken itu, Powell memberikan ringkasan versinya sendiri tentang budaya tersebut dalam utas tweet yang diterbitkan pada Rabu pagi.
Pengarahan budaya Kraken yang dipublikasikan tersebut kemungkinan merupakan upaya untuk mendahului dipublikasikannya laporan dari The New York Times yang merujuk pada log obrolan, video, dan dokumen internal lainnya yang menunjukkan bahwa Powell mendorong “perang budaya” di dalam perusahaannya. Dokumen yang saat ini diterbitkan oleh Kraken tersebut dilaporkan merupakan versi singkat dari dokumen yang lebih lengkap dan telah dikirimkan kepada karyawannya pada awal Juni lalu. Di dalamnya, ada pula instruksi bahwa mereka harus keluar dari perusahaan tersebut apabila mereka tidak setuju dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Baca Juga : Bursa Kripto Buenbit Meluncurkan Instrumen Yield Stablecoin USDC dan USDT
Yang terjadi pada Kraken memiliki kesamaan dengan kontroversi yang terjadi sebelumnya di bursa Coinbase. Hal tersebut tepatnya terjadi pada Juni 2020, setelah kematian George Floyd, sekelompok karyawan keluar dari Coinbase setelah CEO Brian Armstrong menolak untuk membuat pernyataan publik yang mendukung Black Lives Matter.
Sumber : theverge.com