Rug Pull adalah salah satu jenis scam atau penipuan yang cukup banyak terjadi di ruang kripto. Jenis penipuan ini berkembang biak karena hype di sekitar DeFi, NFT, Web3, dan berbagai produk metaverse.
Regulasi kripto yang sangat minim juga menjadi salah satu penyebab maraknya rug pull. Sehingga sangat penting bagi investor untuk melakukan analisis mendalam tentang sebuah proyek kripto sebelum berinvestasi.
Apa Itu Rug Pull?
Rug pull pada dasarnya adalah jenis exit scam DeFi, di mana tim proyek jahat “menarik” likuiditas token mereka dan menghilang dengan membawa uang investor. Rug pull juga dapat merujuk pada exit scam di sektor blockchain lainnya, seperti NFT. Dalam kasus ini, tim proyek menghilang beberapa saat setelah investor mencetak (mint) NFT mereka.
Baca Juga : Chipotle Sekarang Menerima Crypto melalui Aplikasi yang Mendukung Flexa
Dalam rug pull, scammers pertama-tama menghasilkan token dan menciptakan hype melalui taktik pemasaran, sebagian besar melalui Twitter dan Telegram. Mereka kemudian mendaftarkan (listing) proyek di bursa terdesentralisasi (DEX) seperti UniSwap atau PancakeSwap, biasanya dipasangkan dengan token populer lainnya seperti ETH atau BNB. Pada tahap ini, mereka cenderung menyuntikkan likuiditas substansial ke dalam pool mereka dan meningkatkan upaya pemasaran untuk menarik likuiditas keluar yang signifikan dari pembeli.
Inilah saatnya ketika investor yang tidak menaruh curiga membeli token mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan yang fantastis. Setelah scammer puas dengan jumlah token yang dibeli, mereka akan menguras liquidity pool (biasanya ETH, BNB atau SOL ) dan hanya menyisakan token scam yang tidak berharga.
Berikut adalah beberapa hal-hal yang bisa Anda analisis untuk mengidentifikasi proyek palsu yang berpotensi melakukan rug pull.
- Pendiri atau Developer Anonim

Salah satu hal yang bisa Anda lakukan untukendeteksi proyek kripto palsu adalah dari pendiri atau tim developer-nya. Jika sebuah proyek kripto tidak memiliki pendiri atau developer yang jelas, maka itu adalah salah satu hal yang mencurigakan.
Ya, penemu Bitcoin menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto dan tidak terungkap identitasnya hingga saat ini. Namun Satoshi tidak pernah meminta siapa pun untuk membeli Bitcoin, hanya untuk menambangnya. Di DeFi, tim proyek membujuk Anda untuk berinvestasi di proyek mereka bahkan dengan imbal hasil yang tidak masuk akal.
Jika pendiri proyek tidak anonim, Anda juga masih harus melakukan analisis lebih lanjut. Anda perlu memeriksa akun media sosial pendiri untuk menentukan apakah identitas mereka diverifikasi dan catatan mereka tidak dibuat-buat. Beberapa tim pandai menyembunyikan anonimitas mereka dengan membuat profil LinkedIn atau Twitter palsu, yang mengharuskan Anda untuk menentukan seberapa solid dan andal informasi mereka. Jika mereka memiliki sedikit atau tidak ada interaksi relatif terhadap pengikut/koneksi mereka, itu pertanda buruk.
- Proyeksi Imbalan Investasi yang Tidak Realistis

Proyek kripto baru tentu menawarkan berbagai hal menarik untuk menarik minat investor. Namun Anda harus berhati-hati jika tim menawarkan imbalan investasi di luar nalar Anda.
Proyek Scam DeFi lebih sering mengklaim menawarkan imbalan tinggi, mulai dari 500% hingga 5.000% APY, karena mereka membutuhkan likuiditas tinggi untuk menjalankan operasinya. Anda tentu mampu menentukan angka ROI yang tidak berkelanjutan.
- Proyek yang Tidak Diaudit
Proyek kripto asli harus memiliki smart contracy yang diaudit oleh perusahaan keamanan independen, sebaiknya sebelum mereka mencantumkan token mereka atau memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur. Proyek lain mungkin secara licik menunda proses audit, tetapi mencantumkannya di roadmap untuk memberi investor kepercayaan yang tidak beralasan. Smart contract yang tidak diaudit dapat menyembunyikan bug yang memungkinkan pendiri, atau orang lain, mencuri dana pengguna melalui pintu belakang.
Selanjutnya, investor harus memeriksa sendiri laporan audit. Beberapa proyek hanya menunjukkan bahwa mereka telah diaudit, yang dapat menipu investor. Laporan audit dapat membantu Anda mengungkapkan rute keluar yang direncanakan scammers jika Anda melihat dengan teliti.
- Likuiditas Tidak Memiliki Kunci Waktu
Penguncian waktu pada likuiditas kumpulan token adalah cara paling pasti bagi tim untuk membangun kepercayaan publik pada proyek mereka, karena menghilangkan kemungkinan mereka kabur dengan dana investor. Perhatikan bahwa sebagian besar likuiditas perlu dikunci (sebaiknya 95-100%) dengan jangka waktu yang lama. Sayangnya, menentukan apakah likuiditas terkunci mungkin terlalu teknis.
Cara terbaik Anda untuk mengetahui hal ini adalah meminta tim developer di grup Discord atau Telegram untuk memberikan bukti likuiditas yang terkunci. Jika mereka dapat melakukannya, maka itu pertanda baik — tetapi jangan anggap remeh apa pun. Jika Anda mengenal seseorang yang memiliki pengalaman pengembangan DeFi yang relevan, mintalah mereka untuk membantu Anda memverifikasi apakah likuiditas proyek benar-benar terkunci.
- Kurangnya Inovasi
Proyek scams tidak dibuat untuk bertahan lama. Oleh karena itu, para pendiri tidak berusaha keras untuk membuat gebrakan baru. Tanda yang paling jelas adalah situs web berkualitas rendah. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin hanya memasang halaman “launching soon”. Ini juga berlaku untuk whitepaper penipuan, yang biasanya ambigu, menyoroti beberapa kata kunci seperti DeFi, blockchain, metaverse atau GameFi, serta deskripsi copy-paste dari proyek lain. Jika halaman whitepaper atau dokumen protokol tidak masuk akal, Anda harus memikirkan kembali legitimasinya.
Terlebih lagi, jika sebuah proyek hanyalah tiruan dari yang lain atau tidak membawa sesuatu yang baru atau inovatif, itu juga cukup mencurigakan. Kemungkinan, Anda menginvestasikan uang hasil jerih payah Anda ke dalam proyek berkualitas rendah, atau terjebak di sebuah proyek scams.