Banyak orang tidak yakin apakah industri cryptocurrency dan game yang baru saja terbentuk akan mencapai potensi yang di harapkan karena kolaborasi yang banyak diminati antara blockchain dan game baru baru ini telah mengalami sejumlah hambatan.
Pada episode kelima podcast Hashing It Out , Elisha Owusu Akyaw dari Cointelegraph dan CEO Animoca Brands, Robby Yung, membahas bagaimana industri game blockchain maju terlepas dari banyaknya tantangan.
Robby Yung percaya bahwa ada masalah di kedua sisi. Mengenai pengembang blockchain, Yung berpendapat bahwa industri tersebut belum mampu mengedukasi masyarakat tentang manfaat teknologi blockchain. Menurut Yung, masyarakat perlu memahami bahwa memiliki properti digital adalah terobosan tinggi teknologi.
Di sisi lain, Yung berpendapat bahwa industri game memiliki corak konservatif, di mana para gamer enggan untuk berubah. Yung mencatat reaksi para gamer seluler dan game free-to-play yang dialami sebagai contoh utama dari budaya konservatif di kalangan gamer.
Baca Juga : Di Davos, Blockchain Menuai Banyak Harapan Daripada Masalah
Yung ingat bagaimana gamer seluler tidak disukai oleh komunitas komputer pribadi (PC) dan game konsol, yang merasa bahwa ponsel tidak dapat memberikan pengalaman bermain game yang autentik.
Dia juga mengutip game free-to-play pushback yang diterima karena memperkenalkan konsep bermain gratis dan membayar item dalam game. Yung percaya bahwa nilai teknologi blockchain pada akhirnya akan meyakinkan para gamer tradisional.
Beberapa analis berpendapat bahwa game blockchain tidak menyenangkan dan hadiah uang saja mungkin tidak cukup untuk menarik perhatian para gamer. CEO Animoca Brands percaya kritik seperti itu tidak adil untuk industri game blockchain yang baru berusia tiga tahun.
Menurut Yung, pembuatan game yang layak membutuhkan waktu. Dia merujuk pada industri game seluler, di mana sebagian besar game yang diluncurkan sebelum Angry Birds tidak mudah diingat dan perkembangannya bisa lambat di industri game.
Sumber : cointelegraph.com