Protokol bursa terdesentralisasi (DEX) telah menjadi bagian penting dari ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi). Liquidity provider (LP) dan likuiditas memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem tersebut.
Sementara protokol DEX telah mencatat volume perdagangan harian hingga miliaran, pasar likuiditas turut membuat perubahan secara bertahap dari metode likuiditas tradisional menuju concentrated liquidity. Likuiditas sebelumnya didistribusi secara seragam pada kurva harga antara nol dan nilai tak terhingga, sementara pada sistem baru likuiditas dialokasikan dalam kisaran harga khusus.
Sebagai contoh pasangan likuiditas stabelcoin/stablecoin, LP dapat memutuskan untuk mengalokasikan seluruh modal ke kisaran antara $0,99—$1,01. Akibatnya, trader akan memiliki lebih banyak likuiditas pada kisaran harga rata-rata dan LP juga akan lebih banyak menerima biaya trading dengan uang tunai mereka.
Formula concentrated liquidity bertujuan untuk meningkatkan efisiensi modal dengan mengompensasi kekurangan formula asli. Likuiditas sekarang dapat ditetapkan ke interval harga dalam model baru, ini akan menghilangkan posisi concentrated liquidity.
Baca juga MuesliSwap Rilis AMM DEX di Milkomeda, Menjembatani Cardano dan Ethereum
Selain itu, LP dapat membuka posisi sebanyak yang mereka inginkan, ini juga akan memungkinkan mereka untuk membuat kurva harga mereka sendiri berdasarkan kebutuhan dan preferensi khusus mereka.
Pada Mei 2021, Uniswap telah beralih ke model concentrated liquidity dengan meningkatkan protokol v3. DEX tersebut telah menuai keuntungan dan volume perdagangan harian menanjak hingga 500% ketika protokol model terbaru diluncurkan. Demikian pula dengan DEX Algebra, protokol tersebut ingin bergerak menjadi pesaing utama dalam perkembangan DEX dengan model concentrated liquidity.
Uniswap beroperasi di atas blockchain Ethereum, sementara Algebra memilih Polygon sebagai lapisan dasar protokol mereka. DEX baru ini mengklaim bahwa Polygon memiliki kinerja yang lebih efisien karena memiliki penetapan harga yang dinamis, yield, dan dukungan integrasi cross-chain.
“Uniswap tidak memiliki fitur yield farming di platform mereka. Oleh sebab itu, pengguna harus mendaftar ke smart contract eksternal untuk token yield. Untuk memperbaiki situasi ini, Algebra telah memperkenalkan fitur yield farming langsung pada protokol kami; memungkinkan pengguna untuk mendorong token ekstra mereka ke liquidity pools dan mendapatkan imbalan. Pengguna tidak perlu mengakses platform eksternal untuk farming dan mendapatkan keuntungan,” jelas Alexandra Korneva, salah satu pendiri DEX Algebra.
Sumber: Cointelegraph