Headlines

Dua Hal yang Bisa Dilakukan Investor di Tengah ‘Kehancuran’ Shiba Inu

Illust : Dua Hal yang Bisa Dilakukan Investor di Tengah ‘Kehancuran’ Shiba Inu

Pada tahun lalu, Shiba Inu (SHIB) mengalami lonjakan nilai sebanyak 60.000.000%. Hal tersebut dapat menjadi sebuah alasan bagi investor aset untuk merasa puas akan investasinya. Kala itu, Shiba Inu menjadi token meme yang sangat populer dengan dukungan komunitas yang setia, yaitu Shib Army.

Sejak pencapaian tersebut, Shib Army terus memberikan dukungan terhadap token meme ini. Sayangnya, para investor tersebut tetap mengalami kerugian sebesar 74% sejak aset mencapai puncak harga.

Kemunculan ribuan cryptocurrency baru dalam beberapa tahun terakhir memperketat persaingan antar aset. Hal tersebut menjadikan Shiba Inu sulit untuk mengimbangi, terlebih kurangnya kemampuan aset dalam menarik investor. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, “dalam kondisi tersebut, apa yang harus dilakukan oleh para investor Shiba Inu untuk meminimalisir kerugian?”

Melihat latar belakang Shiba Inu, SHIB merupakan cryptocurrency yang dibangun di atas blockchain Ethereum dan mencakup tiga token— SHIB, Leash, dan Bone. SHIB digunakan untuk proses transaksi dan perdagangan serta mewakili nilai pasar dari Shiba Inu. Leash digunakan untuk proses staking, dan Bone merupakan token tata kelola yang digunakan untuk proses pemungutan suara.

Baca juga Masuk ke dalam Ekosistem Metaverse, Shiba Inu akan Meluncurkan ‘Shiberse’ di Tahun 2022

Sedangkan beberapa cryptocurrency seperti Ethereum (ETH) memiliki berbagai fungsi dengan satu token saja. Hal ini karena ETH merupakan blockchain dengan kemampuan untuk menjalankan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Dalam hal ini, DApps memungkinkan pengguna untuk memberikan pinjaman, membeli asuransi, atau menyimpan data yang penting. Akan tetapi, Shiba Inu tidak memiliki kemampuan tersebut.

Saat ini, pengguna dapat menjual Shiba Inu, mendapatkan penghasilan pasif melalui staking, atau menggunakannya sebagai metode pembayaran. Dibandingkan dengan token lain, penggunaan SHIB masih terbatas, sehingga keuntungannya pun juga mengalami keterbatasan.

Baru-baru ini, Shiba Inu tengah mengerjakan solusi penskalaan yang disebut Shibarium. Shibarium akan menjadi solusi Layer-2 atau blockchain yang beroperasi di atas Ethereum. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya transaksi dan kemacetan jaringan.

Peluncuran Shibarium mungkin akan hadir lebih cepat di tahun ini dan menjadi salah satu elemen yang akan meningkatkan nilai Shiba Inu. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh token. Hal ini karena masalah utamanya adalah tidak menonjolnya token dibandingkan dengan aset lain.

Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh investor Shiba Inu saat ini adalah ‘menggunakan’ cryptocurrency yang sangat berisiko ini. Sebaliknya, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah diversifikasi di seluruh aset yang akan memberikan lebih sedikit risiko. Selain itu, menjadi penting pula untuk menyeimbangkan investasi sehingga kegagalan aset tidak akan menghancurkan portofolio investor.

Sumber: https://www.fool.com/investing/2022/01/26/the-worst-mistake-shiba-inu-investors-can-make-rig/