Industri game blockchain menghadapi tantangan besar, dengan sejumlah game dihentikan atau beralih rantai. Pada 2022, 157 game berhenti, dan 43 game dihentikan pada 2023, menurut laporan Game7, komunitas terdesentralisasi yang fokus pada adopsi game blockchain, seperti dilansir dari Decrypt.co.
Game yang dihentikan umumnya berasal dari studio kecil dengan masalah keuangan. Game7 menyatakan bahwa game yang berhenti tahun ini kebanyakan adalah judul yang dibuat sebelum 2021.
Sebagian besar game Web3 masih bersifat indie, dengan 42% dikembangkan tanpa dukungan finansial, sementara 40% dianggap “menengah.” Hanya sebagian kecil yang dikategorikan sebagai “AA” atau “AAA.”
Berkembangnya jumlah jaringan blockchain game, dari 37 pada 2022 menjadi 53 pada 2023, meningkatkan persaingan dan berkontribusi pada perpindahan rantai pengembang game.
Meskipun sebagian besar game masih menggunakan Ethereum, terjadi peningkatan penggunaan sidechain atau jaringan penskalaan yang kompatibel. Sidechain Ethereum Polygon tetap yang paling banyak digunakan, diikuti oleh BNB Chain Binance dan mainnet Ethereum.
Pada 2023, terjadi migrasi besar-besaran game, dengan 65 game berpindah jaringan, naik dari 48 game pada tahun sebelumnya. Biaya transaksi rendah dan kekhawatiran pasar serta peraturan mendorong beberapa pengembang untuk berpindah.
Baca Juga : Biaya Transaksi Ethereum Naik Tajam, Halangi Adopsi Kripto
Reinhardt Weyers, pengembang game, memindahkan gamenya ke SKALE untuk biaya transaksi yang lebih rendah. Game lain, seperti Mighty Action Heroes dan Pirate Nation, juga beralih dari Polygon ke Arbitrum karena masalah penskalaan dan biaya tinggi di platform sebelumnya.
Pilihan pengembang untuk beralih mencerminkan perubahan sentimen di pasar dan kebutuhan untuk mengatasi tantangan teknis dan finansial. Ini menunjukkan bahwa, meskipun game blockchain terus berkembang, adaptasi dan fleksibilitas dalam menjawab perubahan pasar tetap menjadi kunci kesuksesan.