Headlines

Gegerr!!! Terpengaruh Oleh ChatBot AI Seorang Pria Bunuh Diri

illust - Gegerr!!! Terpengaruh Oleh ChatBot AI Seorang Pria Bunuh Diri

Kecerdasan buatan atau AI memang sedang viral akhir-akhir ini, bahkan diprediksi akan merajai teknologi di masa depan. Chat GPT adalah salah satu layanan AI yang sedang banyak digunakan saat ini, bahkan dalam dunia crypto. Apa itu Chat GPT, bagaimana cara kerja dan manfaatnya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

illust - Gegerr!!! Terpengaruh Oleh ChatBot AI Seorang Pria Bunuh Diri
Sumber Asset: using tablet with chat created by andranik.h90 – www.freepik.com

Chatbot berbasis artificial intelligence (AI) pada dasarnya dapat membantu meningkatkan aktivitas kehidupan manusia. Namun, belum lama ini ada seorang yang menyalahkan Chatbot lantaran diduga merekomendasikan orang yang dicintainya untuk bunuh diri.

Dilaporkan NYPost, Senin (3/4), seorang pria di Belgia dilaporkan bunuh diri secara tragis setelah percakapan tentang perubahan iklim dengan chatbot. Menurut istrinya, Chatbot tersebut telah mendorong suaminya untuk mengorbankan dirinya demi menyelamatkan planet ini dari perubahan iklim.

“Jika chatbot Eliza itu tidak ada, dia masih akan ada di sini,” kata sang istri yang sekarang jadi janda dalam wawancara dengan media Belgia, La Libre. Baik sang suami maupun istri tidak disebutkan namanya.

Baca Juga : CEO Binance CZ menolak tuduhan manipulasi pasar

Jadi sejak beberapa minggu sebelum kematiannya, pria dengan dua orang anak itu sering berbicara dengan chatbot Eliza, yang ada di sebuah aplikasi bernama Chai.

Chatbot AI itu dikembangkan berdasarkan sistem yang dibuat lembaga riset non profit EleutherAI, sebagai alternatif dari sistem OpenAI yang merilis ChatGPT. Teknologinya diciptakan oleh pendiri Chai Research, William Beauchamp dan Thomas Rianlan. Chai diklaim sudah punya 5 juta pengguna.

“Begitu kami mendengar tentang bunuh diri ini, kami bekerja keras mengimplementasikan fitur (pencegah bunuh diri). Sekarang jika ada orang berdiskusi sesuatu yang mungkin tidak aman, kami akan menampilkan teks yang membantu seperti di Twitter dan Instagram,” kata Beauchamp.

Pria yang bunuh diri itu berusia 30-an tahun dan bekerja di bidang kesehatan. Tampaknya, dia menjadi yakin AI yang diajaknya bicara adalah manusia. Dia belakangan ketakutan terhadap dampak perubahan iklim.

“Dia menjadi sangat pesimistis mengenai imbas pemanasan global dan menemukan ketenangan bersama AI itu. Dia bicara padaku bahwa dia tidak melihat ada solusi manusia untuk pemanasan global. Dia menjadi sangat terisolasi dalam kecemasan itu,” kata istrinya

Sumber : www.merdeka.com