Chainalysis melaporkan bahwa peretas dari Korea Utara semakin sering menggunakan bursa kripto di Rusia untuk mencuci aset digital ilegal. Laporan ini keluar pada Senin, 18 September 2023, bersamaan dengan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong un, yang juga diduga membahas senjata.
Pemantau sanksi PBB telah memperhatikan perubahan taktik Korea Utara dalam serangan siber terhadap kripto dan bursa keuangan untuk mendanai program senjata nuklir dan misilnya. Chainalysis memberikan contoh transfer cryptocurrency sebesar USD 21,9 juta yang dicuri dari Harmony Protocol ke bursa Rusia yang dikenal memprotes transaksi terlarang.
Perusahaan ini juga memiliki bukti bahwa entitas dari Korea Utara telah menggunakan platform dan layanan di Rusia untuk mencuci uang selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, Chainalysis menyoroti bahwa tindakan terbaru ini menandai peningkatan kemitraan di dunia maya antara kedua negara. Meskipun bursa kripto utama yang sebelumnya digunakan oleh peretas Korea Utara memiliki rekam jejak ketidakpatuhan, bursa kripto Rusia dan lembaga penegak hukum juga memiliki catatan pelanggaran yang signifikan, yang mengurangi kemungkinan pemulihan aset.
Baca Juga : Sam Bankman-Fried Diduga ‘Diperas dan Dilukai Secara Fisik’ di Penjara
Data dari Chainalysis menunjukkan bahwa kripto yang dicuri oleh kelompok peretasan Korea Utara mencapai lebih dari USD 349,4 juta pada tahun 2023. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, yaitu USD 1,65 miliar. Meskipun jumlah kripto yang dicuri oleh peretas Korea Utara lebih rendah dibandingkan tahun 2022, angkanya masih tinggi.
Dengan total kripto yang dicuri mencapai USD 3,54 miliar, peretas Korea Utara menjadi salah satu ancaman aktif terbesar dalam dunia kejahatan maya. Chainalysis memperkirakan bahwa, meskipun porsinya menurun, kelompok terkait dengan komunis masih menyumbang 29,7 persen dari kripto yang dicuri melalui peretasan pada tahun 2023.[DS]