Data terbaru menunjukkan bahwa hashrate penambangan Bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa, yang mengakibatkan jaringan ini terpaksa meningkatkan tingkat kesulitannya sekitar 5,5%.
Dari data grafik yang tersedia, dapat kita amati bahwa hashrate penambangan Bitcoin dalam periode 7 hari terakhir telah mengalami lonjakan yang signifikan, mencapai titik tertinggi baru sepanjang sejarahnya (ATH).
Ini adalah indikator yang sangat positif, terutama mengingat harga Bitcoin mengalami penurunan sejak bulan Agustus. Lonjakan hashrate ini menunjukkan bahwa meskipun fluktuasi harga, minat dan dukungan terhadap jaringan Bitcoin terus meningkat.
Selain itu, kita juga bisa menginterpretasikan hashrate penambangan Bitcoin sebagai cerminan dari persaingan yang ketat di antara para penambang.
Hal ini terkait dengan adanya fitur “kesulitan penambangan” yang tertanam dalam kode mata uang kripto ini. Fitur ini mengendalikan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh penambang saat mereka mencoba mengekstrak blok di jaringan Bitcoin saat ini.
Salah satu tujuan utama jaringan Bitcoin adalah menjaga “laju produksi blok” atau seberapa cepat penambang bisa mengekstrak blok dengan tetap menjaga stabilitas jaringan.
Baca Juga : Penambang Bitcoin Mencari Energi Alternatif Untuk Memangkas Biaya
Ketika para penambang Bitcoin meningkatkan hashrate mereka, ini secara alami membuat mereka lebih efisien dalam menambang blok.
Namun, untuk mencegah terjadinya ekstraksi blok yang terlalu cepat, blockchain Bitcoin secara otomatis meningkatkan tingkat kesulitan dalam penyesuaian berikutnya.
Ini berarti penambang harus bekerja lebih keras untuk memecahkan teka-teki matematika yang diperlukan untuk menambahkan blok baru ke dalam blockchain.
Dengan demikian, hal ini memperlambat laju penambangan hingga mencapai tingkat standar yang diinginkan oleh jaringan. [RH]
