Para diplomat dari negara-negara BRICS telah mengambil langkah untuk mengundang Indonesia menjadi bagian dari kelompok mereka, hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia masih dalam proses pertimbangan untuk menilai potensi manfaat yang dapat diperoleh dari keanggotaan dalam organisasi tersebut, dan belum sampai pada keputusan apakah akan mengajukan permohonan resmi.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, telah menerima proposal dari para diplomat negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) mengenai kemungkinan keanggotaan Indonesia dalam kelompok tersebut. “Seluruh menteri luar negeri BRICS melakukan pendekatan ke Indonesia untuk mengajak bergabung,” ujar Marsudi seperti dikutip dari Antara dalam rapat Komisi I DPR.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia masih tengah mempelajari secara cermat manfaat yang akan diperoleh, baik dari segi politik maupun ekonomi, jika bergabung dengan BRICS.
Retno Marsudi menambahkan bahwa hingga saat ini Indonesia belum mengirimkan surat resmi yang menyatakan ketertarikan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Dalam konteks ini, seorang diplomat tinggi dari Jakarta juga menegaskan bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo, telah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada tanggal 22-24 Agustus.
Baca juga: BRICS Mengundang 69 Pemimpin ke KTT Agustus
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Widodo menyoroti hubungan yang kuat yang dimiliki Indonesia dengan semua anggota BRICS, sambil menekankan bahwa negaranya masih dalam tahap pertimbangan serius mengenai keikutsertaannya dalam kelompok tersebut.
“Kami ingin belajar dulu, hitung dulu, kami tidak mau terburu-buru,” kata Jokowi.
Presiden Indonesia, Joko Widodo, secara tegas menggarisbawahi bahwa proses pertimbangan ini merupakan langkah penting yang perlu diambil dengan hati-hati, sejalan dengan visi Indonesia dalam hubungan internasional. [RH]