Industri game Web3 terus menguasai ekosistem keuangan terdesentralisasi (Defi) meskipun mengalami penurunan sebesar 8%. Menurut laporan dari DappRadar, game-games ini menyumbang sebanyak 37% dari dominasi pasar pada kuartal kedua tahun 2023. Meskipun mengalami penurunan dari 45% pada kuartal pertama, game Web3 tetap menjadi pasar terbesar di dalam Defi.
Game berbasis blockchain telah memperoleh posisi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian pasar menunjukkan bahwa game Web3 telah menerima pendanaan sebesar lebih dari $4,5 miliar pada tahun 2022. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa tahun mendatang.
Dilansir dari Watcher.Guru, industri game berbasis blockchain juga berhasil bertahan dari bencana yang terjadi di industri lainnya, seperti runtuhnya Terra (LUNA) dan FTX. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa sebagian besar pemain game terlibat dalam aktivitas rekreasi dan tidak terlalu terpengaruh oleh volatilitas pasar.
Apakah perusahaan optimis mengenai game Web3?
Industri game memiliki banyak ragam. Ini juga merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia saat ini. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 4,9%, pasar game mobile diperkirakan akan mencapai $223 miliar pada tahun 2024. Oleh karena itu, peran penting industri ini tidak dapat diabaikan begitu saja.
Baca Juga :AI dan DeFi Berkolaborasi di Dunia Kripto
Salah satu pendiri Animoca Brands, Yat Siu, baru-baru ini menyatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki optimisme terhadap sektor game blockchain dan Web3. Siu mengantisipasi bahwa beberapa judul ‘AAA’ yang telah diinvestasikan perusahaan akan tersedia pada akhir tahun 2023 atau awal tahun berikutnya. Istilah “Game AAA” merujuk pada game dengan anggaran besar dan profil tinggi di industri game.
Namun, tidak semua orang memiliki pandangan yang sama optimis. Sega, salah satu perusahaan game terkenal, merasa ragu-ragu terhadap game Web3. Menurut COO P2E (Play-to-earn) Sega, game berbasis blockchain dianggap membosankan.
Perusahaan tersebut mengumumkan penghentian rencananya untuk membangun GameFi karena kekhawatirannya terhadap teknologi blockchain. Sega sebelumnya menyatakan akan menghapus kepemilikan intelektualnya dari game blockchain, tetapi kemungkinan akan membiarkan pengembang pihak ketiga untuk melanjutkan pengembangan.
Oleh karena itu, walaupun COO Sega tidak sepenuhnya meyakini game berbasis blockchain, perusahaan masih membuka peluang bagi pengembangan pihak ketiga, menunjukkan adanya potensi di sektor ini. [VT]