Karena permintaan akan inovasi, blockchain telah mendukung pertumbuhan pasar dan ekonomi baru yang seringkali tidak dapat diprediksi. Teknologi terdesentralisasi telah memberdayakan komunitas dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya, mulai dari metode crowdfunding yang inovatif hingga model play-to-earn (P2E) dan move-to-earn (M2E).
Salah satu hal besar berikutnya dalam revolusi teknologi saat ini adalah apa yang disebut dengan Map2Earn yaitu tren yang muncul dan berkembang pesat seputar model ekonomi yang memberi insentif kepada orang untuk memindai lokasi fisik dan bangunan dalam pemetaan 3D.
Meskipun ini bukan pasar independen, Map2Earn mungkin memainkan peran penting dalam augmented reality dan Metaverse. Keduanya adalah pasar yang bernilai miliaran dolar dan diperkirakan akan berkembang pesat di tahun-tahun berikutnya.
Beberapa analis memperkirakan pasar Metaverse melampaui angka $1 triliun pada tahun 2030. Pasar AR dan realitas virtual dapat tumbuh hingga sekitar $500 miliar pada saat itu.
Baca Juga : CEO Animoca Brands Mengharapkan Game Blockchain Akan Lebih Baik Di Tahun 2023
Banyak kasus penggunaan AR dan Metaverse melibatkan simulasi peta. Ekosistem akan segera membutuhkan alternatif seperti Google Map. Model Map2Earn akan mempercepat pembuatan peta 3D berkualitas dengan bantuan komunitas, dengan peserta diberi insentif atas usaha mereka.
Meskipun persyaratannya berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya akan tetapi pengguna sering diundang untuk mengambil gambar lokasi fisik dengan ponsel cerdas mereka.
Map2Earn memiliki beberapa manfaat besar yang dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang memiliki smartphone.
Tidak seperti P2E dan move-to-earn, yang membutuhkan lebih banyak usaha, Map2Earn dapat memberi penghargaan kepada pengguna hanya karena mempotret beberapa objek sambil berjalan-jalan, pergi ke kantor, atau bepergian untuk bersenang-senang.
Berkat Map2Earn, proyek blockchain dan Metaverse dengan komunitas besar dapat membangun peta 3D mendetail dari dunia fisik dan menghadirkan pengalaman AR dan Metaverse yang unik.
Namun masalah saat ini masih dialami oleh proyek dunia maya adalah akurasi GPS yang terbatas saat melakukan geolokalisasi aset AR, karena hanya dapat membidik dalam jarak enam meter.
Sumber : cointelegraph.com