Bagaimana investasi Negara ASEAN bisa melonjak? Seiring era aset digital semakin digandrungi masyarakat, bank sentral dan swasta mulai menganalisis dan bereksperimen dengan teknologi yang mempromosikan transaksi ekonomi secara cepat, lancar, dan lebih aman. Di kawasan ASEAN menunjukkan perubahan-perubahan ke sektor aset digital yang cukup signifikan.
Laporan penelitian Finctech oleh UOB Group yang dibagikan pada Finctech in ASEAN 2021 mendeskipsikan statistik peningkatan penggunaan investasi aset digital di negara-negara bagian ASEAN. Perusahaan-perusahaan seperti perusahaan kripto Singapore FinTech Assosiation (SFA) dan PwC Singapore menjadi bagian dari hasil statistik UOB.
UOB mencatat bahwa perusahaan kripto SFA sempat mencapai All-Time-High (ATH) pada angka $3,5 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2021. ATH tahun ini menunjukkan bahwa SFA meraih pundi tiga kali lipat dibandingkan dengan ATH tahun 2020 dan menandai bahwa ada kenaikan sebanyak 424% dari tahun lalu.
Baca juga Kevin O’Leary dari Shark Tank Menawarkan Saran Investasi Bitcoin
UOB Group menjelaskan dalam laporan mereka bahwa pertumbuhan investasi aset kripto di ASEAN tumbuh enam kali lipat dari tahun sebalumnya, hanya terjadi peningkatan sebanyak lima kali lipat di tahun 2020. Walaupun begitu, sektor kripto di ASEAN kini melampaui platform pinjaman alternatif (platform peer-to-peer) untuk pertama kalinya dalam enam tahun ini.
Investasi di perusahaan teknologi dan kripto tersebut pula mengalami pertumbuhan yang kuat. Laporan UOB tersebut menjabarkan bahwa tahun ini ASEAN telah berinvestasi aset kripto sebanyak $3,5 miliar. Negara-negara enam teratas menurut data statistik tersebut meliputi Singapura sebanyak 44%, posisi kedua adalah Indonesia sebanyak 26%, Vietnam menduduki posisi ketiga dengan presentase investasi kripto sebanyak 11% dan diikuti oleh Filipina berinvestasi sebesar 10% tahun ini, serta Thailand and Malaysia menduduki peringkat lima dan enam berinvestasi kripto sebesar 6% dan 3% tahun ini.
Berdasarkan hasil survei mengenai cryptocurrency di negara ASEAN, masyarakat wilayah tersebut dilaporkan telah menggunakan atau terbuka untuk menggunakan cryptocurrency. Hanya sebagian respoden (sebanyak 14%) sudah menggunakan cryptocurrency ini secara mapan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adopsi mata uang digital masih memiliki jalan panjang untuk terlaksana secara luas. Di sisi lain, para responden dominan memiliki minat pada mata uang digital Central Bank Digital Currency (CBDC)
Mengutip laporan UOB:
“Kebanyakan orang masih senang untuk ‘menunggu dan melihat’, tetapi didorong oleh meningkatnya penerimaan mata uang digital oleh perusahaan mapan, serta pertukaran kripto yang diterima oleh regulator.”
Meskipun demikian, penelitian ini masih berfokus pada potensi sektor kripto serta komunitas blockchain secara keseluruhan. Negara-negara ASEAN saat ini menjajaki sektor CBDC untuk mengintegrasikan sistem keuangan mereka. Namun demikian, lebih banyak negara sekarang menyelami sektor yang berkembang ini.
Sumber: https://ambcrypto.com/crypto-investments-in-asean-surge-to-424-in-2021/