Data dari laporan Fidelity menunjukkan bahwa dengan menambahkan 3 persen Bitcoin ke dalam portofolio tradisional (dengan 60 persen obligasi dan 40 persen saham) dari Agustus 2010 hingga Agustus 2022, kinerja portofolio bisa meningkat sekitar 15,5 persen setiap tahun.
Menanggapi hal ini, Robby, Co-Founder dan Chief Compliance Officer (CCO) Reku, mengatakan bahwa laporan ini menguatkan peran Bitcoin sebagai alat diversifikasi yang menarik dan mendukung kinerja instrumen tradisional. Namun, ia juga mengingatkan investor untuk mengalokasikan dana sesuai dengan tujuan investasi masing-masing.
Robby menambahkan bahwa ada sejumlah momen penting yang mendorong potensi Bitcoin sebagai investasi alternatif. Salah satunya adalah pada tahun 2009 saat Bitcoin pertama kali muncul, dan yang lainnya adalah ketika Indonesia menjadi negara pertama dengan Bursa Kripto resmi pada bulan Juli lalu.
Dia menyatakan bahwa ini adalah momen bersejarah yang melengkapi regulasi aset kripto di Indonesia. Hal ini meningkatkan keamanan masyarakat dalam berinvestasi kripto, dan kehadiran bursa diharapkan dapat mendorong adopsi aset kripto di Indonesia.
Baca Juga : Seorang Pria Lupa Kalau Pernah Investasi Ke Bitcoin Senilai $22
Robby juga berbicara tentang peran Bitcoin dalam sistem keuangan global. Dia menyebutkan bahwa teknologi Bitcoin, dengan transparansi, desentralisasi, dan sifat lintas batasnya, berkontribusi terhadap sistem keuangan global.
Menurutnya, Bitcoin telah mengalami pertumbuhan signifikan di pasar finansial global, dengan banyak regulasi dan partisipasi institusi besar seperti BlackRock dan Vanguard yang meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bitcoin.[DS]