
Perusahaan startup augmented reality (AR) Jadu berencana untuk untuk menjual ribuan avatar NFT mereka. Hal ini akan mereka lakukan pada akhir Agustus, perusahaan yang berbasis di Los Angeles ini akan menjual 11.111 avatar robot yang disebut AVA. NFT tersebut bisa digunakan sebagai karakter yang dapat dimainkan di aplikasi seluler Jadu yang akan datang. NFT tersebut juga akan disertai dengan hak komersial.
Penjualan avatar tersebut adalah salah satu upaya terbaru Jadu untuk membangun platform game AR yang memungkinkan pemain untuk menjelajahi dunia nyata dengan avatar NFT mereka. Sebelumnya, startup ini juga telah mengumpulkan $36 juta pada putaran pendanaan Seri A di bulan Mei untuk mengerjakan konsep tersebut.
Jadu juga telah mengembangkan aplikasi seluler AR yang terhubung ke dompet Ethereum (ETH) pemain. Sehingga, mereka dapat memungkinkan para pemain untuk mengubah NFT animasi 3D menjadi avatar yang dapat dimainkan. Di samping itu, aplikasi ini dapat mengintegrasikan avatar dari koleksi NFT seperti CyberKongz dan FLUF.
Di sisi lain, jadu juga menjual aksesoris avatar seperti jetpack dan hoverboard sebagai NFT. Pada penjualan awalnya, startup tersebut sudah memperoleh lebih dari $5 juta. Ditambah lagi, mereka juga mengumpulkan komisi 5% dari sekitar $25 juta dalam penjualan sekunder pada NFT miliknya hingga saat ini di platform seperti OpenSea.
Baca Juga : Perusahaan Perhiasan Tiffany & Co. Umumkan Perhiasan Liontin Cryptopunk Hasil Kolaborasinya
Avatar perusahaan sendiri akan dijual pada 30 Agustus, seharga 0,222 ETH, atau sekitar $365 saat berita ini diunggah. Sementara itu, semua hasil penjualannya akan digunakan untuk mengisi “perbendaharaan komunitas.” Kemudian, dana tersebut akan mereka gunakan untuk memperluas IP Jadu. Perbendaharaan yang dikelola oleh para pemegang Jadu AVA itu akan digunakan untuk mendanai acara dan proyek komunitasnya, seperti halnya film atau video musik menggunakan karakter NFT mereka.
NFT adalah aset digital yang kepemilikan dan keasliannya dapat diverifikasi menggunakan teknologi blockchain. Teknologi yang populer ini paling sering diterapkan pada seni digital dan kolektibel, tetapi saat ini juga sudah ada banyak perusahaan game juga mencoba mengintegrasikan NFT ke dunia virtual mereka.
Sumber : dot.la