Kecemasan konsumen terhadap penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin membesar, dan “kesenjangan kepercayaan” dengan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan teknologi ini semakin dalam, seperti yang diungkapkan oleh hasil survei terbaru dari Salesforce.
Laporan tersebut, dirilis pada tanggal (28/8), mengungkapkan pandangan lebih dari 14.000 konsumen dan perusahaan di 25 negara yang menyoroti kekhawatiran sekitar penggunaan AI yang tidak etis, dengan hampir tiga perempat konsumen merasa prihatin akan isu ini.
Dalam survei tersebut, lebih dari 40% responden menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepercayaan terhadap perusahaan dalam menggunakan AI secara etis.
Bahkan, hampir 70% dari mereka menganggap bahwa seiring dengan kemajuan teknologi AI, penting bagi perusahaan untuk mempertahankan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Menariknya, laporan ini juga mencatat bahwa kepercayaan konsumen terhadap penggunaan AI mengalami penurunan sejak tahun lalu.
Baca Juga :BRICS: Tiongkok Siap Bangun Pembangkit Listrik Nuklir di Arab Saudi?
Selain itu, survei terpisah yang dilakukan oleh firma riset pasar Roy Morgan terhadap hampir 1.500 warga Australia pada tanggal 28 Agustus juga mencatat pandangan yang mirip.
Hampir 60% dari responden setuju dengan pernyataan bahwa AI justru menciptakan lebih banyak masalah daripada memberikan solusi.
Kecemasan ini menunjukkan perlunya perusahaan untuk memperbaiki tindakan mereka dalam mengadopsi dan menggunakan teknologi AI secara etis, serta untuk membangun kepercayaan konsumen dalam penggunaannya.
Dalam era di mana AI semakin mendominasi berbagai aspek kehidupan, menjaga etika dan kepercayaan harus menjadi prioritas utama perusahaan.