Seiring dengan mendunianya kripto, pengguna aset terutama generasi muda terus bertambah. Crypto.com memperkirakan bahwa pengguna kripto di seluruh dunia dapat mencapai 1 miliar di akhir tahun 2022. Kaum milenial pun beralih ke investasi aset digital untuk membangun kekayaannya.
Sementara peningkatan minat terhadap cryptocurrency penting, kekhawatiran terhadap mereka yang berusia di bawah 18 tahun dan berinteraksi dengan aset digital pun turut mengalami peningkatan. Tantangan tersebut disorot melalui sebuah laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF terkait dampak tren global terhadap anak-anak, termasuk kekhawatiran seputar adopsi cryptocurrency.
Meskipun tidak terdapat perlindungan resmi untuk anak-anak saat mengakses aplikasi kripto dan blockchain, salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan adalah verifikasi usia. Hal ini untuk memastikan bahwa anak di bawah umur tidak terlibat dalam penyalahgunaan aset digital dan aplikasi blockchain. Mengingat anonimitas transaksi cryptocurrency yang membuat siapa pun dapat mengatur dan mengakses dompet cryptocurrency.
Meskipun secara teknis tidak terdapat batasan usia dalam kripto, sebagian besar bursa kripto memiliki persyaratan Know Your Customer (KYC) untuk memastikan pengguna di atas 18 tahun. Menariknya, bursa Gemini menawarkan akun kustodian untuk anak di bawah umur. Layanan tersebut didukung oleh EarlyBird yang memungkinkan orang tua untuk berinvestasi di masa depan keuangan anak mereka.
Baca juga Randi Zuckerberg Membintangi Iklan OkCoin untuk Mengajak Wanita Terlibat di Blockchain
Selain kekhawatiran seputar cryptocurrency, teknologi blockchain juga dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan bagi anak di bawah umur. Hal ini karena informasi yang direkam bersifat permanen dan tidak dapat diubah. Meskipun blockchain dapat memberikan sejuta manfaat seperti membantu anak migran untuk memiliki identitas portabel untuk mengakses barang dan jasa, dalam pemanfaatan teknologi tersebut dibutuhkan adanya keseimbangan.
Mengingat risiko terkait kripto dan blockchain berhubungan dengan anak di bawah umur, UNICEF memberikan solusi bahwa aplikasi blockchain harus memiliki persyaratan KYC. Menurut UNICEF, edukasi menjadi alat yang bermanfaat untuk kesejahteraan anak di bawah umur yang terlibat dengan kripto dan blockchain. Selain itu, Aaron Kahler selaku pendiri dan CEO ATII juga mengembangkan proyek pendidikan tambahan terkait pelatihan keselamatan anak di bawah umur ketika terlibat dengan aset digital dan aplikasi blockchain.