Beberapa tahun terakhir, blockchain telah menjadi topik menarik di sektor teknologi pendidikan. Teknologi ini dapat digunakan untuk mengotentikasi identitas seseorang, menentukan kepemilikan, bahkan memverifikasi data. Sehingga, kemungkinan untuk menerapkan sistem ini dalam pendidikan menjadi sangat luas.
Secara teori, blockchain dapat memberikan solusi untuk berbagai masalah seperti penipuan, transfer kredit, dan manajemen identitas. Blockchain dapat digunakan untuk mengelola catatan dan sertifikat siswa, melacak kemajuan belajar, menyimpan data pendidikan, dan mengelola kredit akademik yang dapat diverifikasi. Di sisi lain, terdapat tantangan di dalam catatan pendidikan yang tidak dapat diubah. Menetapkan informasi pribadi dan akademik secara permanen dapat melawan misi pendidikan untuk membantu individu berkembang dari waktu ke waktu.
Fitur penyimpanan data pendidikan yang andal sangat relevan di zona konflik. Ketika sistem pencatatan pendidikan suatu negara runtuh seperti yang terjadi di Suriah, kemampuan blockchain untuk mengamankan data secara permanen akan memungkinkan setiap orang dalam melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan.
Baca juga Klaytn, Blockchain Berbasis Kakao yang Dirancang untuk Gamefi dan Metaverse
Pada blockchain, pembelajaran informal juga dapat dimasukkan dan diverifikasi. Seperti informasi terkait pengalaman penelitian, proyek, keterampilan individu, pendampingan maupun pembelajaran secara daring. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk menunjukkan prestasi dan keterampilan yang diperoleh di luar lembaga pendidikan tinggi tradisional. Terutama jika data disimpan dengan cara terdesentralisasi dan tidak bergantung pada database universitas.
Beberapa perguruan tinggi seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah bekerja dengan kredensial blockchain. Sehingga para mahasiswa dapat memperoleh sertifikasi yang disimpan dan dapat diakses dalam jaringan blockchain tersebut. Langkah tersebut telah berkembang menjadi upaya pembangunan infrastruktur yang andal untuk berbagai kredensial akademik.
Namun, salah satu potensi manfaat terbesar dari teknologi blockchain yang dapat menyimpan beragam jenis data pendidikan secara permanen, juga merupakan sebuah kelemahan. Hal ini berkaitan dengan jenis informasi apa yang akan direkam dalam sistem dan bagaimana cara menentukan kriteria penyimpanan data tersebut.
Pada prinsipnya, pendidikan merupakan area pertumbuhan dan perubahan. Dengan menggunakan blockchain, data akan dicatat untuk selamanya. Hal itu tentu dapat menghambat pertumbuhan setiap siswa yang kemungkinan besar di masa depan memiliki perubahan terhadap pilihannya. Selain itu, setiap siswa juga tidak memiliki hak untuk memilih data mana yang akan disimpan secara permanen dan temporal.