Headlines

Kelompok Peretas Korea Utara Kembali Terlibat dalam Peretasan Senilai $41 Juta

Kelompok Peretas Korea Utara Kembali Terlibat dalam Peretasan Senilai $41 Juta

Minggu ini, kembali muncul berita terkait kelompok peretas terkenal asal Korea Utara yang berhasil mencuri mata uang kripto senilai sekitar $41 juta. 

Serangan yang berani ini ditujukan kepada kasino online serta platform taruhan, menunjukkan kemahiran luar biasa yang dimiliki kelompok kriminal dalam dunia maya.

Otoritas federal telah mengungkapkan bahwa Biro Investigasi Federal (FBI) telah memantau aktivitas kelompok peretas ini dengan ketat dan telah mengeluarkan peringatan keras terkait skala pencurian yang dilakukan oleh mereka. 

Menurut informasi dari FBI, kelompok peretas khusus ini telah berhasil mencuri lebih dari $200 juta dalam waktu satu tahun terakhir.

Kejadian pencurian finansial yang telah terjadi memberikan sorotan pada ancaman yang terus-menerus muncul dari peretas Korea Utara dalam dunia keamanan siber. 

Kemampuan mereka untuk melakukan pencurian besar-besaran tanpa konsekuensi serius menyoroti pentingnya peningkatan langkah-langkah keamanan siber dan kerja sama internasional untuk melawan aktivitas kejahatan semacam itu.

Pada tanggal (4/9), platform perjudian daring Stake.com terpaksa menghentikan sementara operasinya akibat insiden transfer dana yang tidak sah dari hot walletnya, yang memengaruhi mata uang kripto seperti Ethereum, Polygon, dan Binance Smart Chain.

Baca juga: Peretas Korea Utara Niat Jual Bitcoin Rp 612 Miliar

Diketahui bahwa insiden ini hanya berdampak pada sejumlah dompet tertentu, sementara dompet lainnya tetap aman. Stake.com berhasil mengatasi masalah ini dan melanjutkan operasinya dalam waktu lima jam setelah masalah teridentifikasi. 

Saat ini, FBI telah mengonfirmasi bahwa jumlah pencurian tersebut mencapai $41,3 juta dan menautkannya dengan kelompok peretas Lazarus Group yang berasal dari Korea Utara.

Kehandalan kelompok peretas Lazarus Group dari Korea Utara dalam mencuri mata uang kripto senilai puluhan juta dolar menjadi peringatan serius akan perlunya upaya lebih besar dalam meningkatkan keamanan siber global. [RH]