Headlines

Kisah Gamer Indonesia Tertipu oleh Joki Kripto saat Berinvestasi

Kisah Gamer Indonesia Tertipu oleh Joki Kripto saat Berinvestasi

Seiring dengan popularitas mata uang kripto yang meningkat, sejumlah gamer Indonesia dilaporkan menjadi korban penipuan oleh joki kripto saat mereka mencoba berinvestasi. 

Salah satu korban terkenal adalah Evos Clover, seorang gamer profesional, yang mengungkapkan bahwa dirinya telah mengalami pengalaman buruk dalam dunia investasi dan merasa takut untuk mencobanya lagi.

“Merasa cemas karena adanya praktik kecurangan di dunia kripto, seorang teman saya pernah mengalami kejadian dimana ia harus membayar Rp 10 juta dan orang yang menerima uang tersebut melarikan diri.”  Ujar Clover dalam acara MABAR ORI023 CNBC Indonesia, pada hari Senin (3/7/2023).

Menanggapi situasi ini, Direktur Surat Utang Negara (SUN) dari DJPPR Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, menyadari bahwa rendahnya pengetahuan tentang investasi dapat menyebabkan situasi seperti ini terjadi. Bahkan saat mencari opsi investasi, banyak orang malah terjebak dalam risiko yang tinggi.

“Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengenalkan tentang investasi yang aman, menguntungkan, dan pastinya sah.”  Tambah Deni pada kesempatan itu juga.

Baca Juga :Investor Kripto di Indonesia Tembus 17,25 Juta pada April 2023

Deni menjelaskan bahwa salah satu opsi investasi yang aman dan dijamin oleh negara adalah Surat Berharga Negara (SBN). SBN dapat diperjualbelikan dan dicairkan sewaktu-waktu jika dana tunai diperlukan. 

Pemerintah telah menerbitkan seri keempat SBN Ritel, ORI023, dengan dua tenor yang ditawarkan, yaitu ORI023-T3 dengan tenor 3 tahun dan ORI023-T6 dengan tenor 6 tahun.

Para gamer yang tertipu oleh joki kripto diharapkan dapat belajar dari pengalaman ini dan memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang investasi yang aman dan terpercaya. 

Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan dan menyediakan lebih banyak informasi tentang investasi yang aman kepada masyarakat agar mereka dapat menghindari penipuan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. [RH]