Jamie Dimon, ketua dan CEO megabank JPMorgan Chase telah membuat beberapa komentar pedas tentang kripto selama bertahun-tahun. Bahkan, pada bulan Oktober lalu ketika harga Bitcoin (BTC) melonjak di atas $60.000, ia terus mengatakan bahwa aset tersebut tidak berharga.
Pada 17 Februari tahun ini, JPMorgan membuat pengumuman bersama denga Toshiba dan Ciena bahwa mereka akan membangun Quantum Key Distribution Network (QKD) pertama yang digunakan untuk mengamankan aplikasi blockchain. Pengemuman tersebut juga merinci bagaimana QKD telah mengamankan aplikasi penting yang berjalan di blockchain milik JPMorgan. Ia juga mengklaim bahwa QKD merupakan satu-atunya solusi yang telah terbukti secara matematis untuk bertahan melawan potensi serangan berbasis komputasi kuantum.
Kriptografi yang digunakan dalam protokol blockchain cukup aman untuk menahan serangan brute force dari komputer paling kuat. Namun, karena kemajuan dalam komputasi kuantum diatur untuk secara substansial meningkatkan daya komputasi, kriptografi yang mengamankan dompet blockchain mungkin akan dikompromikan.
Tidak lama setelah perusahaan merilis pengumumannya, Johann Polecsak seorang ahli yang bekerja di konvergensi blockchain dan komputasi kuantum menunjukkan kesalahan fatal dalam klaim JPMorgan. Polecsak merupakan salah satu pendiri CTO di QAN, blockchain layer-1 tahan kuantum yang akan diluncurkan di mainnet akhir tahun ini.
Baca juga Peluncuran Penelitian JPMorgan Chase Terkait Jaringan Blockchain Quantum Key Distribution (QKD)
Setelah membaca makalah secara rinici, Polecsak melihat bahwa jaringan QKD digunakan untuk enkripsi simetris, bukan tanda tangan digital asimetris seperti yang digunakan dalam blockchain. Faktanya, enkripsi simetris bergantung pada kedua belah pihak yang memiliki satu kunci untuk mengakses data terenkripsi. Sehingga dapat bekerja dalam konteks di mana dua pihak saling percaya dan dengan senang hati berbagi akses. Namun, penyebaran enkripsi asimetris blockchain telah memunculkan seruan ‘not your keys, not your crypto.’
Sehingga, pernyataan Polecsak menjadi relevan ketika mengatakan bahwa QKD sebenarnya tidak terkait dengan blockchain. Melalui utas Twitternya, ia juga menyoroti bahwa tanda tangan asimetris blockchain merupakan satu-satunya bagian dari keseluruhan infrastruktur yang rentan terhadap serangan kuantum. Enkripsi simetris merupakan alat yang digunakan untuk menyembunyikan data, bukan menciptakan transparansi.
Pada akhirnya, masalah yang mungkin muncul adalah bahwa JPMorgan mengacu pada implementasi pribadi dari distributed ledger sebagai blockchain. Sehingga, Dimon diharapkan dapat memberikan keterangan lebih lanjut terkait komentar pedasnya maupun teknologi baru yang tengah dikembangkan.