Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina (SEC) saat ini tengah mengambil tindakan serius dengan memblokir akses ke Binance, yang merupakan bursa kripto terkemuka di dunia. Langkah ini diambil menyusul pengunduran diri pemimpin Binance pekan lalu yang mengakui pelanggaran undang-undang anti pencucian uang di Amerika Serikat. Pemimpin tersebut, Changpeng Zhao, telah melepaskan jabatannya sebagai CEO.
Dalam penjelasannya, SEC menyatakan bahwa Binance bukanlah perusahaan terdaftar di Filipina dan beroperasi tanpa memiliki lisensi serta izin yang diperlukan untuk menjual sekuritas. Keputusan untuk memblokir akses ini diumumkan pada 28 November, dengan periode tiga bulan diberikan kepada pengguna Filipina untuk menarik investasi mereka dari platform kripto tersebut.
Selain memblokir akses, SEC juga mengambil langkah lebih lanjut dengan meminta dua raksasa teknologi, Alphabet (induk Google) dan Meta (induk Facebook), untuk melarang iklan online dari Binance di Filipina.
Tidak hanya itu, SEC juga memberikan peringatan keras kepada pihak yang terlibat dalam penjualan atau dorongan investasi di Binance, bahwa mereka mungkin akan dituntut secara pidana.
Baca Juga : Direktur IMF Sebut CBDC Dapat Gantikan Uang Tunai
Pengunduran diri Changpeng Zhao sebagai CEO Binance juga menjadi sorotan. Pengakuan kesalahannya terkait kegagalan bursa dalam menjalankan program anti pencucian uang yang efektif menjadi titik krusial dalam peristiwa ini.
Seiring dengan langkah-langkah hukum yang diambil oleh SEC, kondisi Binance dan dampaknya di Filipina menjadi perbincangan luas dalam dunia keuangan dan kripto.