Pada pekan kedua bulan September ini, pasar kripto mengalami gejolak signifikan. Beberapa aset kripto utama seperti Bitcoin, Ethereum, dan Binance Coin mengalami penurunan harga.
Data dari CoinMarketCap pada pagi tanggal 12 September 2023 menunjukkan bahwa harga Bitcoin (BTC) melemah sebesar 2,08 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,24 persen dalam seminggu. Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran USD 25.153 per koin atau sekitar Rp 358,8 juta dengan asumsi kurs Rp 15.338 per dolar AS.
Sementara itu, Ethereum (ETH) mengalami penurunan harga sebesar 4,24 persen dalam seminggu, dengan harga mencapai Rp 23,34 juta per koin. Binance Coin (BNB) juga mengalami penurunan, dengan penurunan harga sebesar 3,06 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,23 persen dalam seminggu, menjadikan harga BNB sekitar Rp 3,1 juta per koin.
Seorang Analis Kripto Reku, Afid Sugiono, menjelaskan bahwa situasi ini telah menimbulkan ketidakpastian, kebingungan, dan kekhawatiran di kalangan investor kripto. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpastian terkait suku bunga Amerika Serikat (AS).
“Pasar saat ini mengantisipasi bahwa Federal Reserve (The Fed) AS akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25 hingga 5,50 persen. Namun, kita masih harus menunggu data inflasi bulan Agustus yang akan dirilis pada tanggal 13 September, serta pertemuan The Fed yang akan digelar pada tanggal 20 September mendatang. Keputusan The Fed mengenai suku bunga AS dapat memicu kenaikan atau penurunan harga di pasar kripto,” kata Afid.
Baca juga: Dampak Tingkat Suku Bunga The Fed Pada Pasar Kripto
Selanjutnya, Afid juga menjelaskan bahwa sentimen pasar selanjutnya terkait dengan rumor yang beredar mengenai FTX. “Meskipun belum dikonfirmasi, kabar mengenai rencana likuidasi aset oleh FTX telah mempengaruhi harga aset kripto secara signifikan. Sebagai contoh, Solana (SOL), salah satu aset yang dimiliki oleh FTX, mengalami penurunan harga sebesar 5 persen sejak hari Minggu, 10 September,” jelas Afid.
FTX dikabarkan memiliki aset kripto senilai sekitar USD 3,4 miliar dan diperkirakan akan mulai melaksanakan likuidasi asetnya mulai tanggal 13 September mendatang, dengan rencana menjual aset senilai USD 200 juta setiap minggunya.
“FTX memiliki aset seperti SOL senilai USD 1,16 miliar, Bitcoin (BTC) senilai USD 560 juta, dan Ethereum (ETH) senilai USD 192 juta. Sampai kabar ini terkonfirmasi, pasar kripto diperkirakan akan terus mengalami volatilitas yang signifikan,” tambahnya.
Afid juga mengingatkan bahwa rumor mengenai FTX dapat memicu kekhawatiran lebih besar di pasar. “Rumor ini dapat dengan cepat dan signifikan mempengaruhi harga. Sementara itu, keputusan The Fed mengenai suku bunga AS, meskipun berpengaruh, biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk memengaruhi pasar. Oleh karena itu, sambil menunggu kepastian mengenai data inflasi, suku bunga AS, dan konfirmasi rumor FTX, para investor disarankan untuk terus memantau situasi pasar dan membuat keputusan investasi yang bijaksana,” tambahnya.
Potensi Mengoptimalkan Aset Kripto
Meskipun kondisi ekonomi masih menantang, investor tetap memiliki peluang untuk mengoptimalkan portofolio mereka dalam situasi ini.
Secara historis, harga Bitcoin cenderung positif di bulan September, Oktober, dan November antara tahun 2013 hingga 2022, dengan rata-rata kenaikan sebesar 22,35 persen di bulan September dan 50,61 persen di bulan Oktober. “Meskipun banyak investor saat ini bersikap hati-hati di tengah ketidakpastian, sejarah menunjukkan bahwa masih ada peluang tren bullish di pasar kripto dalam waktu dekat,” kata Afid.
Investor dapat memanfaatkan peluang ini dengan masuk ke pasar ketika harga sedang turun. “Ini adalah strategi yang dikenal dengan istilah ‘buy the dip’ atau membeli saat harga turun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan ketika pasar mulai pulih dan menunjukkan sentimen bullish,” jelas Afid.
Selain itu, Afid juga mendorong investor untuk melakukan diversifikasi portofolio mereka. “Pasar kripto sangat fluktuatif. Dengan melakukan diversifikasi, investor dapat mengurangi risiko dan mengimbangi dinamika pasar aset kripto. Diversifikasi tidak hanya dalam hal instrumen, tetapi juga dalam berbagai jenis kripto dan strategi investasi yang berbeda,” tutupnya.