Headlines

Manusia Hanya Bekerja 3 Hari dalam Seminggu Berkat AI, Kata CEO JP Morgan

Manusia Hanya Bekerja 3 Hari dalam Seminggu Berkat AI, Kata CEO JP Morgan

Dalam suasana ketika seluruh dunia tengah merapatkan barisan dalam perbincangan mengenai masa depan kecerdasan buatan, tokoh besar Wall Street, Jamie Dimon, akhirnya memberikan pandangannya. 

Fokusnya terutama terletak pada pertanyaan apakah robot akan mengambil alih pekerjaan kita di masa mendatang.

Bagi sebagian kalangan, perkiraan tersebut mungkin menjadi kenyataan yang pahit, namun bagi Dimon, hal ini hanyalah sebuah tanda zaman yang tidak bisa dihindari. 

“Teknologi akan menggantikan pekerjaan,” katanya kepada Bloomberg.

JP Morgan, raksasa perbankan yang dipimpinnya, telah aktif menerapkan alat-alat dan model bahasa berbasis kecerdasan buatan untuk membantu mereka dalam strategi lindung nilai ekuitas.

Namun, dimata Dimon, ini bukan hanya sekadar ancaman yang mengancam lapangan pekerjaan manusia. Ia percaya bahwa teknologi ini membawa sejumlah keunggulan utama, sebagaimana halnya dengan teknologi baru lainnya yang telah mereka adopsi sebelumnya.

Dalam realitasnya, karyawan di JP Morgan sudah mulai beralih dan bergantung pada teknologi untuk mendukung dan memperluas peran mereka. 

Meskipun perkembangan ini mungkin membuat beberapa orang merasa cemas akan keamanan pekerjaan mereka, Dimon memberi jaminan bahwa JP Morgan berkomitmen untuk “merekrut kembali orang-orang” jika implementasi kecerdasan buatan berdampak negatif pada sejumlah lapangan kerja.

Dengan begitu, pandangan Jamie Dimon tentang peran kecerdasan buatan dalam dunia perbankan membawa sorotan kepada perubahan besar yang akan terjadi, tetapi juga menekankan bahwa perusahaan ini akan tetap berusaha memprioritaskan tenaga kerja manusia dalam evolusi teknologinya.

Baca Juga : Akun Admin Komunitas Shiba Inu di Telegram Diretas

Dimon memandang masa depan dengan optimisme, berpendapat bahwa kolaborasi antara kecerdasan buatan dan tenaga kerja manusia dapat menciptakan potensi yang luar biasa dalam meningkatkan efisiensi dan kreativitas di JP Morgan. 

Ini adalah langkah strategis untuk menjaga perusahaan tetap relevan di era teknologi canggih. Mungkin, dengan keseimbangan yang tepat, masa depan yang dicapainya akan menjadi solusi bukan ancaman bagi pekerjaan manusia. [RH]