Headlines

Masa Depan BRICS: Menggali Potensi dan Ancaman bagi Dolar AS

Masa Depan BRICS: Menggali Potensi dan Ancaman bagi Dolar AS

BRICS telah menjadi sorotan utama dalam beberapa bulan terakhir. Setelah berada dalam keadaan hampir tidak aktif selama bertahun-tahun, BRICS berhasil meningkatkan relevansinya di panggung dunia dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Pembahasan tentang ekspansi dan de-dolarisasi telah menjadi perbincangan hangat baru-baru ini.

Bagaimana sebenarnya masa depan BRICS ini? Bisakah BRICS menjadi kekuatan dominan dalam waktu yang tidak lama lagi?

Salah satu tujuan utama saat ini bagi BRICS adalah mengumpulkan dukungan yang cukup untuk de-dolarisasi, dengan harapan mampu menyaingi posisi Dolar AS. Muncul wacana tentang mata uang baru BRICS yang dapat menggantikan dominasi Dolar AS dalam sistem keuangan global.

Ide mengenai mata uang BRICS yang terikat dengan Yuan China telah menjadi pembahasan serius. Argentina juga telah menggunakan pendekatan serupa dengan mata uangnya dalam perdagangan internasional. Selain itu, BRICS juga telah merangkul mata uang nasional dari negara anggotanya yang lain. 

Dilansir dari WatcherGuru, bahwa semakin banyak negara yang mendukung de-dolarisasi dan memilih untuk mengurangi ketergantungan pada dolar, maka semakin dekat pula keputusan mengenai mata uang BRICS ini.

Baca Juga :Bear Market Malah Memunculkan Inovasi dan Peluang di Dunia Cryptocurrency

Tentu saja, muncul pertanyaan mengenai dampak aliansi BRICS terhadap Dolar AS. Nilai Dolar AS telah tergerus oleh inflasi dan peraturan lainnya, sehingga kepercayaan terhadapnya pun menurun dibandingkan dengan mata uang dunia lainnya. Namun, apakah mata uang BRICS dapat benar-benar menghancurkan dominasi Dolar AS?

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, tidak sependapat dengan gagasan tersebut. Baru-baru ini, Yellen mengungkapkan kekhawatirannya mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh mata uang BRICS dan mendukung Dolar AS. 

Ia berpendapat bahwa mata uang alternatif yang berusaha menggantikan dolar tidak akan mendapatkan daya tarik yang cukup dan berpotensi mengalami kegagalan saat diluncurkan.

Namun, para analis lainnya berpendapat bahwa mata uang BRICS bisa menjadi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Dolar AS. Dengan semakin banyaknya negara yang mendukung de-dolarisasi, ancaman ini akan terus ada.

Saat BRICS membahas tentang ekspansi, banyak negara di seluruh dunia mulai tertarik untuk bergabung dalam aliansi ini. Baik melalui BRICS New Development Bank atau BRICS+, dukungan terhadap aliansi ini terus bertambah. Konsep “kemakmuran bersama” dan keterbukaan BRICS menjadi daya tarik utama bagi negara-negara yang ingin bergabung. 

Dengan adanya pertemuan puncak BRICS yang dijadwalkan pada bulan Agustus, sangat mungkin BRICS+ akan berkembang menjadi organisasi negara yang lebih besar. Meski tidak ada jaminan bahwa BRICS akan menguasai dunia, tampaknya mereka sudah mulai menorehkan prestasi menuju hal tersebut. [VT]