Bagi banyak pekerja global, model tradisional hari kerja dari jam 9 sampai 5 sudah menjadi sesuatu yang ketinggalan zaman.
Beberapa di antara mereka harus menempuh perjalanan panjang ke tempat kerja, menghabiskan hingga tiga jam per hari hanya untuk mencapai lokasi kerja.
Sayangnya, ini seringkali menyebabkan kelelahan yang berarti ketika mereka tiba di rumah, sehingga menyisakan sedikit waktu untuk menikmati hidup dan menciptakan siklus kerja yang kejam.
Namun, harapan baru terpancar untuk para pekerja lepas di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya teknologi kolaboratif, dan budaya nomadisme digital yang semakin populer, model pekerja lepas baru kini masuk ke dalam arus utama.
Salah satu inovasi yang menonjol adalah HYVE, sebuah platform Web3 serupa dengan agensi freelancer yang memberikan kesempatan bagi banyak pengguna untuk bergabung dan berpartisipasi dalam berbagai proyek menarik.
Baca Juga :Perdana Menteri Jepang Mengatakan Web3 Dapat Mengubah Internet
Salah satu nilai utama dari HYVE adalah menegakkan prinsip desentralisasi yang kuat, memastikan para freelancer dibayar secara otomatis dan adil atas kerja yang mereka lakukan.
Tujuan dari HYVE adalah mengganggu pasar pekerja lepas tradisional dengan menyediakan ekosistem yang lebih transparan, efisien, dan adil bagi para pekerja lepas dan klien mereka.
Dengan teknologi blockchain dan mekanisme pembayaran otomatis, platform ini menjanjikan pengalaman yang lebih baik bagi para pekerja dan membuka pintu bagi kesempatan lebih banyak untuk berkontribusi dalam proyek-proyek global. [RH]
