Gubernur Bank Rusia, Elvira Nabiullina, menyatakan rubel digital harus memenuhi banyak kriteria selama uji coba sebelum dapat secara resmi diadopsi sebagai mata uang digital bank sentral (CBDC). Tingkat inflasi Rusia mencapai 8,1 % pada Oktober lalu, yang merupakan level tertinggi dalam hampir enam tahun, menurut statistik pemerintah.
Dilaporkan oleh Interfax bahwa Nabiullina membahas rubel digital dengan Komite Duma Negara di Pasar Keuangan pada hari Senin, memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengadopsian CBDC.
Baca juga Tinkoff Investments Masih Mengupayakan Penyediaan Investasi Crypto walau Terhalang Regulasi Rusia
Secara lanjut, Nabiullina menjelaskan bahwa Bank Rusia hanya akan menerima CBDC jika bank memastikan bahwa rubel dapat dengan mudah dikonversi dari uang tunai menjadi rubel digital dan non-tunai, dan hanya dengan rasio 1:1.
“Itu harus menjadi full-fledged yang sah, tanpa pengurangan atau apa pun,” Nabiullina menambahkan bahwa bank sentral bermaksud untuk menguji rubel digital setidaknya selama satu tahun sebelum meluncurkannya secara resmi.
Nabiullina menekankan bahwa rubel digital seharusnya tidak berdampak pada inflasi domestik. “Premis kami adalah penerapan rubel digital tidak akan berpengaruh pada inflasi,” katanya.
Rusia telah mengalami peningkatan inflasi yang dramatis sebagai akibat dari wabah COVID-19. Inflasi domestik, menurut angka resmi dari departemen statistik nasional Rosstat, telah naik ke level tertinggi dalam lebih dari enam tahun, melonjak 8,1% pada Oktober. Menurut laporan, Bank Rusia mengantisipasi penurunan inflasi hingga 5% atau 6% paling lambat pada tahun 2023.
Pernyataan gubernur muncul setelah anggota parlemen Rusia merilis serangkaian dokumen yang menguraikan prioritas kebijakan moneter negara itu untuk tahun 2022 dan periode 2023–2024.
Menurut salah satu dokumen, Bank Rusia bermaksud untuk mengimplementasikan rubel digital “secara bertahap, memperluas ruang lingkup penggunaannya.” Selama fase awal penyebaran CBDC, bank tidak mengecualikan “pembatasan dan batasan.”
Bank sentral menyatakan kekhawatirannya bahwa rubel digital dapat mengakibatkan lonjakan biaya pendanaan bank, sehingga “menurunkan efektivitas mekanisme transmisi kebijakan moneter,” namun menambahkan bahwa masalah ini dapat diselesaikan ketika rubel digital menjadi lebih mudah diakses dan digunakan secara luas. Selanjutnya, bank menyampaikan kekhawatiran tentang potensi masalah privasi yang terkait dengan transaksi CBDC.
Legislator telah mendesak penilaian secara menyeluruh terhadap risiko tersebut guna memastikan keberlanjutan industri perbankan dan stabilitas makroekonomi.
Seperti dilaporkan sebelumnya, bank sentral Rusia bermaksud untuk melakukan uji coba pertama rubel digital pada awal 2022 dalam kemitraan dengan bank-bank domestik besar seperti Sberbank dan VTB, serta lembaga swasta seperti Tinkoff Bank.
Sumber: https://cointelegraph.com/news/digital-ruble-should-not-affect-inflation-bank-of-russia-says/